MAKASSAR, KOMPAS.com – Penyidik Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Bone masih melakukan penyelidikan kasus pencurian benda bersejarah peninggalan Kerajaan Bone di Museum Lapawawoi.
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi Komang Suartana yang dikonfirmasi, Kamis (20/1/2022) mengatakan, kasus ini masih terbilang rancu.
Di mana Dinas Kebudayaan Bone melaporkan kasus pencurian, sedangkan terlapor mengaku mengamankan barang milik orangtuanya.
Baca juga: Benda Peninggalan Kerajaan Bone di Museum Lapawawoi Ludes Digondol Maling
“Ini kan masih rancu, apakah dia mencuri ataukan dia mengamankan barang milik orangtuanya sesuai apa yang disampaikan. Tapi penyilidik Sat Reskrim Polres Bone akan mengembangkan, apakah benar melakukan pencurian atau tidak,” kata dia.
Komang menuturkan, Sat Reskrim Polres Bone masih melakukan penyelidikan dengan memeriksa saksi-saksi dan mencari bukti-bukti. Dia pun enggan membeberkan berapa jumlah saksi dan siapa-siapa saja saksi yang telah diperiksa.
“Kalau sudah lengkap saksi dan bukti, kita lihat nanti hasilnya,” ujar dia.
Saat ditanya tentang pengambilan paksa barang di museum dengan melakukan pengrusakan pintu, Komang belum bisa berkomentar. “Itu nanti kita kembangkan,” tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, benda-benda bersejarah peninggalan Kerajaan Bone yang disimpan di Museum Lapawawoi, Kabupaten Bone Ludes digondol maling. Pelaku teridentifikasi orang yang pernah tinggal dalam museum.
Kepala Dinas Kebudayaan Pemkab Bone, Andi Ansar Amal yang dikonfirmasi, Selasa (18/1/2022) mengatakan, 95 persen benda bersejarah yang disimpan di dalam Museum Lapawawoi hilang.
Baca juga: 95 Persen Benda Peninggalan Kerajaan Bone Hilang, Kemendikbud: Dibawa Petugas Museum
Beberapa di antaranya adalah duplikat rambut Raja Bone Arung Palakka, Stempel Kerajaan, Bosara dan koin-koin kuno zaman kerajaan, keramik, peralatan penyambutan tamu, peralatan makan para bangsawan, pusaka benda tajam, peralatan pesta dan nikah.
“Kita tidak bisa tafsir nilainya, karena ini benda bersejarah. Karena benda-benda bersejarah tidak ternilai harganya. Jadi banyak sekali yang hilang,” ujar dia.
Andi Ansar menceritakan awal kejadian, dimana pada hari Sabtu (15/1/2022) lalu, pegawai di museum sudah pulang pada sore hari.
Kemudian, sabtu malam kejadiannya. Saat pagi harinyanya, Minggu (16/1/2022), pegawai masuk pintu depan dan belakang sudah rusak dicungkil. Barang-barang berupa koleksi museum semua habis, sekitar 95 persen.
“Setelah kejadian itu, Dinas Kebudayaan langsung melapor ke Polres Bone. Polisi pun datang untuk melakukan identifikasi. Kita sisa menunggu hasil penyelidikan polisi,” ujarnya.
Saat ditanya soal penjagaan dan sistem pengamanan di Museum Lapawawoi, Andi Ansar mengungkapkan tidak ada satpam maupun kamera pemantau CCTV.
Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Bone