Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SD di Makassar Tewas Diduga Dianiaya Teman Sebaya

Kompas.com, 1 Juni 2025, 10:53 WIB
Reza Rifaldi,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Seorang bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) berinisial MRA tewas seusai diduga dianiaya oleh teman sekolahnya.

Di tubuh korban terdapat luka lebam hingga bekas luka bakar.

Berdasarkan informasi, korban sempat menjalani perawatan di rumah sakit (RS) selama kurang lebih lima hari hingga dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (30/5/2025).

Korban diketahui merupakan warga Jalan Maccini Gusung, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Peristiwa ini pun membuat keluarga korban sangat terpukul.

Baca juga: Praktik Aborsi ASN di Makassar Terbongkar, Beroperasi sejak 2015, Dilakukan di Hotel

Bibi korban, yakni Desma (45), mengatakan, dugaan penganiayaan itu terjadi berdasarkan pengakuan MRA sendiri. Pelaku penganiayaan disebut berjumlah tiga orang.

"Di rumah sakit saya tanya bilang, 'siapa yang pukul?' Dia (MRA) jawab katanya temannya," ucap Desma kepada awak media, Minggu (1/6/2025).

Desma menyebut, para pelaku yang menganiaya MRA salah satunya merupakan siswa sekolah menengah pertama (SMP), sementara dua lainnya adalah teman sebaya MRA atau siswa SD.

"Katanya ada anak SMP satu orang dan dua anak SD. Dia mengaku dipukul saat pulang sekolah karena ini anak sedang ujian," ungkapnya.

Desma mengatakan, pada tubuh MRA ada beberapa luka memar akibat penganiayaan, bahkan ada luka bekas disundut rokok.

"Ada luka di belakangnya bekas (sundut) rokok. Banyak memang lukanya," ucap Desma.

MRA selama ini dikenal sebagai anak yang pendiam dan tertutup.

MRA sama sekali tidak pernah menceritakan masalah yang dialaminya kepada keluarga.

Baca juga: Viral Siswi SMP Alami Perundungan Diduga di Cirebon, Polisi Turun Tangan

Usai dinyatakan tewas, jasad MRA pun dibawa ke rumah sakit (RS) Bhayangkara Makassar untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, dan pihak keluarga sudah melapor ke pihak kepolisian.

Tanggapan Kepolisian

Kanit Jatanras Satreskrim Polrestabes Makassar, AKP Hamka, mengatakan pihaknya telah menerima laporan dari keluarga korban dan langsung menindaklanjutinya.

"Jadi, kami dari Unit Jatanras sementara menangani laporan perkara dari orangtua korban terkait dugaan anak di bawah umur meninggal dunia," kata Hamka.

Langkah awal yang diambil tim penyelidik adalah mengumpulkan sejumlah informasi dari keluarga korban, saksi, dan lingkungan sekitar tempat tinggal serta sekolah korban.

Polisi juga sedang menelusuri kemungkinan adanya dugaan tindak kekerasan yang menyebabkan kematian korban, berdasarkan keterangan pihak keluarga.

"Jadi, semua informasi yang disampaikan oleh pihak keluarga kepada pihak kepolisian itu akan kami lakukan penyelidikan bahwa informasi yang disampaikan itu berdasarkan fakta," tuturnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bawa Sajam dan Serang Polisi dengan Panah Saat Konvoi, Geng Motor di Makassar Dilumpuhkan
Bawa Sajam dan Serang Polisi dengan Panah Saat Konvoi, Geng Motor di Makassar Dilumpuhkan
Makassar
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau