Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Sesar Kolaka, Penyebab Gempa di Kolaka dan Kolaka Timur

Kompas.com, 28 Januari 2025, 11:46 WIB
Kiki Andi Pati,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS. com- Gempa M 4,2 kembali mengguncang kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, Selasa (24/1/2025) pukul 1.27 Wita dini hari. berkekuatan 4,2 Skala Richter mengguncang Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Selasa (24/1/2025) malam.

Gempa M 4,2 ini merupakan susulan dari gempa utama M 4,9 yang mengguncang wilayah Kolaka pada Jumat (24/1/2025). 

Pusat gempa M 4,2 berjarak 3,8 klimeter barat daya Lalolae Kabupaten Kolaka Timur dengan kedalaman 5 kilometer.

Gempa yang mengguncang wilayah Kabupaten Kolaka dan Kolaka Timur hingga terasa di wilayah Kota Kendari disebabkan oleh sesar Kolaka.

Apa itu sesar Kolaka?

Baca juga: 93 Kali Gempa Susulan Guncang Kolaka Timur hingga Selasa Pagi

BMKG menyatakan bahwa Gempa yang terjadi di Kolaka Timur akibat aktivitas sesar Kolaka.

"Keberadaan sesar Kolaka ini memanjang dari arah barat laut ke arah tenggara mulai dari Teluk Bone terus melintasi daratan wilayah kabupaten Kolaka di Kecamatan Pomalaa dan kecamatan Baula," kata Imanuela Indah Pertiwi, PMG Ahli Madya Stasiun Geofisika Kendari dalam keterangan resmi yang diterima Selasa.

"Kemudian Kabupaten Kolaka Timur di Kecamatan Labamdia hingga Kabupaten Konawe Selatan di Kecamatan Lalembu dan kecamatan Tinanggea," imbuh Indah.

Indah mengatakan, walaupun sesar Kolaka memanjang di wilayah-wilayah tersebut, tetapi jika ada gempa bumi, aktivitas sesar dapat berdampak di beberapa wilayah di sekitarnya.

"Sehingga cukup banyak gempa bumi yang terjadi di wilayah sekitar Kolaka disebabkan oleh aktivitas sesar Kolaka," jelas dia.

Kekuatan gempa di Kolaka Timur yang cukup besar ini juga disertai dengan rentetan-rentetan gempa susulan, yaitu gempa yang terjadi setelah gempa utama pada lokasi yang sama atau berdekatan.

Indah menjelaskan, gempa susulan kekuatannya lebih kecil dibanding gempa utama.

Rentetan gempa susulan yang terjadi merupakan penanda bahwa realisasi energi suatu patahan atau sesar yang masih ada hingga mencapai posisi keseimbangannya kembali.

Adapun jumlah gempa susulan yang terjadi masih bervariasi karena gempa bumi tidak dapat diprediksi kejadiannya.

Baca juga: Gempa Kolaka, Pasien RS Benyamin Guluh Panik, Bangunan Rusak Ringan

Novi, salah seorang warga Kecamatan Tirawuta, Kabupaten Kolaka Timur, Sultra mengaku sangat panik karena baru pertama kali merasakan gempa dengan getaran yang cukup keras.

Akibatnya, sejumlah peralatan dapur bergeser, Tak hanya itu ayam milik warga ikut berhamburan dari kandangnya.

Novi bersama keluarga dan warga lainnya berlarian keluar dari rumah.

"Keras sekali. Seng rumah sampai bunyi-bunyi sampai terlepas dari pakunya. Sumpah kak kulkas sampai bergeser, nda bohong," ungkap Novi kepada Kompas.com lewat telepon, Jumat (24/1/2025) malam. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau