MAKASSAR,KOMPAS.com - Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Agama (Kemenag) Papua berharap bisa memiliki embarkasi haji sendiri. Hal ini agar waktu perjalanan jemaah haji asal wilayah Papua bisa dipangkas.
Diketahui, saat ini jemaah asal wilayah Papua harus ke Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), terlebih dulu sebelum berangkat ke tanah suci.
Hal itu diutarakan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Papua, Klemens Taran, saat mengatar jemaah haji kloter 23 di Asrama Haji Sudiang Makassar, Selasa (28/5/2024).
Perlunya ada embarkasi haji sendiri, kata Klemens, karena di Papua sudah ada enam Provinsi yakni Papua, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Barat dan Pupua Barat Daya.
Baca juga: Sakit, 2 Calon Jemaah Haji asal Sulawesi Tenggara Batal Berangkat ke Tanah Suci
Dengan begitu, jemaah haji asal Papua tak perlu lagi ke Makassar. Dia mengungkapkan panjangnya perjalanan jemaah haji asal Papua sebelum ke Arab Saudi.
"Pikiran kami bagaimana kalau embarkasi dipindahkan ke Papua, alasannya pertama memperpendek (perjalanan). Saya beri contoh misalnya jemaah (haji) dari Membramo Tengah dia harus ke Wamena kemudian ke Jayapura, itu pakai pesawat dari Jayapura ke Makassar berapa kali," ucapnya.
Menurutnya, jika embarkasinya berada di Kabupaten Sentani, Kota Jayapura maka jemaah haji Papua hanya terbang dari Wamena ke Sentani, tak perlu lagi terbang ke Makassar.
"Tapi ini butuh persiapan yang matang butuh political will dari pemerintah daerah, Provinsi Papua dalam hal ini dengan nanti para gubernur yang nanti (dilantik) secara definitif nanti di tiga orde jabatan baru, komitmen itu harus dilakukan," ujarnya.
Lebih lanjut, Klemens mengatakan, jika embarkasi dipindahkan di Papua maka Asrama Haji di Papua akan ditingkatkan statusnya jadi Unit Pelaksana Teknis (UPT).
"Maka infrastruktur akan bertambah SDM juga akan bertambah pejabat akan bertambah dari teman-teman ummat Islam ini ada ruang ada kesempatan yang bisa direkrut dalam proses-proses seperti itu," jelasnya.
Dia pun berharap mendapat dukungan dari pemerintah Papua Barat dan Papua Barat Daya agar dalam waktu beberapa tahun ke depan Provinsi Papua punya embarkasi haji sendiri.
"Kita lagi berjuang, tapi kan tidak mungkin kami sendiri harus dengan pemerintah daerah di empat provinsi tadi ditambah dua dari Papua Barat itu harus ada kesepakatan bersama dan prosesnya memang proses yang tidak biasa dengan begitu pemerintah pusat yang paling tidak memperhatikan," tandas dia.
Diketahui, Jemaah haji Provinsi Papua Barat Daya dan Papua Barat masuk kloter 20 dan 21 dengan total jumlah dari dua provinsi itu sebanyak 745 orang, 18 orang merupakan jemaah haji orang asli papua.
Jemaah haji Papua Barat Daya berjumlah 374 orang dengan rincian, Kota Sorong 234 orang, Kabupaten Sorong 81 orang, Kabupaten Raja Ampat 25 orang, Kabupaten Sorong Selatan 20 orang, Kabupaten Tambrauw 9 orang dan Kabupaten Maybrat 5 orang yang diberangkatkan dalam kloter 20 dan 21.
Sedangkan jemaah Provinsi Papua sebanyak 1057 orang yang terbagi di tiga kloter yakni kloter 23 sebanyak 445 jemaah, kloter 25 sebanyak 445 jemaah dan kloter 26 sebanyak 167 jemaah.