MAKASSAR,KOMPAS.com - Oknum Prajurit TNI AL, Koptu SB telah ditahan Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Lantamal VI Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) setelah menembak dua remaja, FR alias Rais (19) dan Alli (16).
Peristiwa itu terjadi Jl Galangan Kapal Kelurahan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo, Makassar, pada Minggu (5/5/2024) dini hari.
Korban bernama Rais tewas setelah tertembak di kepala, telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Beroanging Pannampu.
Baca juga: Cerita Kakak Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar, Adiknya Sudah Dibidik
Sedangkan Alli tertembak di dada bagian kanannya dan hingga saat ini masih menjalani perawatan intensif di ruang ICU RS Wahidin Sudirohusodo, Jl Perintis Kemerdekaan.
Berdasarkan keterangan tetangganya, Alfiansyah (26), Koptu SB adalah sosok yang sangat baik, aktif bersosialisasi dan terkenal dermawan terhadap warga.
Koptu SB di Jl Butta-Butta Caddi, Kelurahan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo. Rumahnya persis berdampingan dengan Jl Tol Ir Sutami. Pantauan di lokasi rumah Koptu SB berlantai dua.
"Kadang anak-anak (warga) di sini dijaga sama bapak (Koptu SB). Kalau dibilang traktir makan, bapak sering traktir makan, termasuk adek saya," kata Alfiansyah kepada awak media, Selasa (7/6/2024).
Dia mengatakan, Koptu SB telah lama tinggal Jl Butta-Butta Caddi. Bahkan Koptu SB terkenal rajin shalat berjamaah di masjid.
"Kalau bapak itu, setelah sholat subuh siap-siap urus anaknya antar pergi sekolah, anaknya sepasang masih SD," ujarnya.
Alfiansyah menuturkan, bahwa memang ada pelemparan batu dari warga Paccelang Jl Galangan Kapal dan mengenai rumah Koptu SB.
"Dia (warga Jl Galangan Kapal) duluan melempar, rusak memang rumahnya kena lemparan batu, jadi siapa yang tidak marah, di plafon penahan air, atap jendela. Itu kena batu jadi (Koptu SB) keluar, kaget kan," ucapnya.
Awalnya, lanjut Alfiansyan, pelaku mengeluarkan tembakan peringatan dari teras lantai atas rumahnya. Namun warga Jl Galangan Kapal bergeming dan tetap melempar, sehingga Koptu SB turun dari lantai dua rumahnya menuju tembok pembatas.
"Kalau cerita dari orangtua saya 4 kali menembak. 2 kali tembakan peringatan dari atas rumahnya kemudian turun dan menembak lagi sebanyak 2 kali," tuturnya.
"Seharusnya mereka lari (saat ada tembakan peringatan) tapi tidak lari, malah justru nah lawan (Koptu SB)," ucapnya lagi.
Dia mengaku, waktu kejadian Koptu SB berada dalam rumahnya bersama istri dan kedua anaknya. Namun pasca insiden tersebut kondisi rumah Koptu SB telah kosong.
"Saat dijemput POM AL rumahnya sudah kosong," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.