LUWU, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Luwu masih memikirkan upaya untuk merelokasi warga di Kecamatan Latimojong yang terdampak longsor dan tanah bergerak.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, untuk relokasi warga terdampak tanah longsor dan masih adanya tanah bergerak, pihaknya sudah membicarakan dengan Pemda Luwu.
Baca juga: Banjir dan Longsor Luwu, BNPB Fokus Penanganan Jembatan Putus agar Akses Warga Normal
“Tadi pak Bupati Luwu sedang mendata masyarakat yang perlu direlokasi, kalau memang perlu nanti pemerintah daerah menyiapkan lahan, yang membangun pemerintah pusat, apakah dibangun secara serentak oleh Kementerian PUPR atas kerjasama BNPB, kalau jumlahnya banyak biasanya PUPR tapi kalau jumlahnya dibawah 50 yah kita kerjakan sendiri,” kata Suharyanto dalam konferensi pers di media center, posko utama tanggap darurat bencana longsor dan banjir, di Belopa, Selasa (7/5/2024).
Lanjut Suharyanto, BNPB terkait masih adanya tanah bergerak di Kecamatan Latimojong, hal itu sedang dievaluasi oleh Kementerian ESDM, Badan Geologi mengirimkan tim ke sana.
“Kalau memang berbahaya untuk masa depan yah harus direlokasi, saya tekankan kepada pemerintah daerah agar jangan menunggu tanggap darurat ini selesai, tapi secara paralel bersama-sama sehingga tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi bisa berjalan bersama,” ucap Suharyanto.
Baca juga: Banjir dan Longsor di Luwu Dipicu Pembukaan Lahan untuk Tambang Emas dan Pasir
Kepala BNPB Suharyanto menyebutkan, evakuasi warga di Kecamatan Latimojong yang terisolasi akibat longsor akan terus dilakukan hingga jembatan selesai dibangun.
“Jadi setelah jembatan kembali tersambung proses evakuasi dihentikan, dan ada tiga angkutan udara yang disiapkan itu untuk mengevakuasi warga yang sakit dan juga ada pesawat Caravan jika ada warga yang sakit dan tidak bisa ditangani di kabupaten bisa dibawa ke Makassar,” ujar Suharyanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.