KOMPAS.com - Sebanyak 42 balita diduga alami keracunan bubur saat peluncuran program pemberian makanan tambahan berbasis lokal di Kantor Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Senin (6/5/2024).
Acara tersebut merupakan program dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga (DPPKB) Berencana.
Kasus itu terungkap saat puluhan balita itu berdatangan ke dan jalani perawatan di Puskesmas Pamboang.
Baca juga: Polisi Selidiki Kasus Keracunan Massal Balita dan Baduta di Majene Sulbar, Kadin DPPKB Diperiksa
Kepala UPTD Puskesmas Pamboang Taslim Mannan, mengatakan, kondisi pasien sebagian besar alami gejala keracunan sepertu lemas, mual, mencret dan muntah.
"Iya, sekarang sudah ada 42 yang masuk terdiri dari baduta, balita, dan dewasa," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin malam.
Baca juga: Kondisi Membaik, 36 Balita di Majene yang Keracunan Bubur Dipulangkan dari Puskesmas
Tasim mengatakan, para pasien kondisinya semakin membaik usai mendapat perawatan.
Namun demikian, ada dua pasien yang terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene karena alami muntah berat.
"Tapi sekarang yang di rumah sakit menurut informasi yang didapat sudah bagus (membaik)," katanya lagi.
Saat dikonfirmasi, Taslim membenarkan sebagian besar pasien tersebut sebelumnya mengikuti acara di Kantor Kecamatan Pamboang. Namun dirinya belum bisa memastikan terkait penyebab keracunan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Barat (Sulbar) Asran Masdy segera bertindak cepat dan meminta BPOM meneliti sampel makanan yang ada di acara launching itu.
Dirinya juga meminta semua pihak untuk menunggu hasil dari BPOM untuk mengetahui penyebab dugaan keracunan itu.
"Kita sudah berkoordinasi dengan teman-teman Badan POM dan ini hari mereka akan melakukan pemeriksaan. Sampelnya sudah kita siapkan. Kita akan lihat apakah memang sumbernya dari situ atau ada unsur-unsur yang lain," terang Asran.
Dirinya menambahkan, acara pemberian program makanan tambahan itu sudah ketiga kalinya.
Makanan tambahan yang ditargetkan untuk baduta dan balita ini, kata Asran bukan makanan dalam kemasan melainkan dimasak oleh tim DPPKB.