Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santrinya Tewas Dianiaya, Ponpes di Makassar Sebut Bukan karena Senioritas, tapi Kesalahpahaman

Kompas.com - 23/02/2024, 15:25 WIB
Reza Rifaldi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

 

MAKASSAR, KOMPAS.com - Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfizhul Quran (PPTQ) Al-Imam Ashim Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), akhirnya buka suara ihwal kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan Ponpes hingga menyebabkan salah santri meregang nyawa.

Atas kasus itu, pihak Ponpes Tahfizhul Al-Imam Ashim pun menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga besar korban dan masyarakat pada umumnya.

Humas Ponpes Tahfizhul Quran Al-Imam, Ashim Jamalullaili Junaid mengatakan, aksi kekerasan yang dilakukan santri berinisial AW (15) terhadap juniornya yakni AR (14) hanya kesalahpahaman.

Baca juga: Santri di Makassar Tewas Dianiaya Senior. Keluarga Korban Bakal Laporkan Ponpes

"Dalam hal ini kami klarifikasi bahwa tindakan tersebut tidak dikarenakan atas nama senioritas antara AW dan AR melainkan karena adanya unsur kesalahpahaman," kata Jamalullaili dalam keterangannya kepada Kompas.com, Jumat (23/2/2024) siang.

Jamalullaili menjelaskan, kejadian berawal pada Kamis 15 Februari lalu. Saat itu korban dan pelaku sedang berada di kawasan perpustakaan Ponpes, sekitar pukul 10:00 Wita.

Jamalullaili berdalih bahwa aksi pemukulan atau penganiayaan yang dilakukan santri AW karena spontan usai diganggu oleh korban.

"Peristiwa ini diawali murni kesalahpahaman antara kedua santri yang mengakibatkan adanya pemukulan spontan. Kejadian sesaat setelah pergantian jam pelajaran, peristiwa tersebut terjadi begitu cepat," ungkapnya.

Korban, kata Jamalullaili, sempat mengeluhkan nyeri hebat di bagian kepalanya usai dihajar oleh pelaku. Korban pun langsung dibawa ke klinik Ponpes untuk mendapatkan perawatan.

"Korban mengalami keluhan sakit yang nyeri di bagian kepala lalu dibawa ke klinik pondok sebagai pertolongan pertama dan selanjutnya dilarikan ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan intensif," bebernya.

Untuk saat ini, Ponpes Tahfizhul Quran Al-Imam Ashim Makassar menyerahkan penuh kasus tersebut ke pihak kepolisian.

"Kami dari pihak pondok juga belum bisa menjelaskan lebih lanjut oleh karena kasusnya sudah ditangani oleh pihak Kepolisian dan kami berharap tetap menunggu hasil penyelidikan," bebernya.

Untuk diketahui, pihak keluarga santri AR berencana bakal membuat gugatan perdata terhadap Ponpes Tahfizhul Quran Al-Imam Ashim Makassar karena menduga adanya unsur kelalaian.

Kasus itu terjadi di dalam lingkup Ponpes yang sejatinya merupakan tanggung jawab pihak Ponpes.

Terkait hal tersebut, dia tak bisa berkomentar. Pihaknya hanya menunggu hasil penyelidikan pihak kepolisian.

"Saya belum bisa ambil sikap tetang itu. Saya tidak berani menyampaikan hal itu karena tentunya kami dari pihak pondok bagaimana memberikan kepada pihak kepolisian untuk menjalankan tugasnya," jelas Jamalullaili.

"Kemudian kedua kami selalu berupaya bagaimana membangun komunikasi kepada anak-anak kami. Jadi mungkin tentang hal itu saya belum berani menyatakan sikap terkait hal yang kita sampaikan," sambungnya.

Baca juga: Kronologi Santri di Makassar Aniaya Junior hingga Tewas dan Berakhir Damai

Jamalullaili menyampaikan seluruh anak yang sedang menimba ilmu di Ponpes PPTQ Al-Imam Ashim merupakan anak didik bersama. Selama korban dirawat di rumah sakit, pihak Ponpes disebut selalu hadir untuk memantau perkembangan korban.

Bahkan saat korban meninggal dunia pun pihak Ponpes ikut mendatangi kediaman korban. Jamalullaili mengatakan sejauh ini komunikasi antara pihak Ponpes dan keluarga korban terjalin dengan baik.

"Jadi komunikasi kami Alhamdulillah berjalan. Kami juga sering datang selama proses perawatan di rumah sakit kami selalu berada di sana menjenguk ananda (korban), kemudian kami juga stay 24 jam secara bergilir di rumah sakit," ungkap Jamal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga 4 Mei 2024, 11.345 Penumpang Terdampak

Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga 4 Mei 2024, 11.345 Penumpang Terdampak

Makassar
96 Kades Terpilih Batal Dilantik, Warga Konawe Selatan Ramai-ramai Demo Bupatinya

96 Kades Terpilih Batal Dilantik, Warga Konawe Selatan Ramai-ramai Demo Bupatinya

Makassar
Update Banjir dan Longsor di Sulsel serta Penetapan Tanggap Daruratnya

Update Banjir dan Longsor di Sulsel serta Penetapan Tanggap Daruratnya

Makassar
Banjir Bandang Luwu Tewaskan 7 Orang, Ratusan Warga Mengungsi

Banjir Bandang Luwu Tewaskan 7 Orang, Ratusan Warga Mengungsi

Makassar
Masih Ditahan, Total 53 Mahasiswa Diamankan Saat Aksi Peringatan Hardiknas di Makassar

Masih Ditahan, Total 53 Mahasiswa Diamankan Saat Aksi Peringatan Hardiknas di Makassar

Makassar
Korban Meninggal Banjir di Luwu Bertambah Jadi 7 Orang

Korban Meninggal Banjir di Luwu Bertambah Jadi 7 Orang

Makassar
6 Kabupaten di Sulsel Dilanda Banjir dan Tanah Longsor, 5 Orang Tewas

6 Kabupaten di Sulsel Dilanda Banjir dan Tanah Longsor, 5 Orang Tewas

Makassar
Imbas Letusan Gunung Ruang, 4.278 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 4.278 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Makassar
Disiapkan Tempat Pengungsian, Korban Erupsi Gunung Ruang Memilih Tinggal di Rumah Kerabat

Disiapkan Tempat Pengungsian, Korban Erupsi Gunung Ruang Memilih Tinggal di Rumah Kerabat

Makassar
Polisi Bubarkan Demo Hardiknas di Makassar, Mahasiswa Kocar-kacir hingga Pura-pura Beli Bakso

Polisi Bubarkan Demo Hardiknas di Makassar, Mahasiswa Kocar-kacir hingga Pura-pura Beli Bakso

Makassar
Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang hingga Jumat 3 Mei 2024

Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang hingga Jumat 3 Mei 2024

Makassar
4 Lokasi Nobar Timnas Indonesia Vs Irak di Makassar, Gratis Kuliner

4 Lokasi Nobar Timnas Indonesia Vs Irak di Makassar, Gratis Kuliner

Makassar
Demo Hardiknas di Makassar Nyaris Ricuh, Sesama Mahasiswa Saling Kejar Dipicu Geber Motor

Demo Hardiknas di Makassar Nyaris Ricuh, Sesama Mahasiswa Saling Kejar Dipicu Geber Motor

Makassar
Segera Disidang DKPP, KPU Maros Ungkap Alasan Tak Gelar PSU di Dua TPS

Segera Disidang DKPP, KPU Maros Ungkap Alasan Tak Gelar PSU di Dua TPS

Makassar
20.222 Peserta Ikut UTBK 2024 di Unhas, Kampus Antisipasi Joki dan Mahasiswa Titipan

20.222 Peserta Ikut UTBK 2024 di Unhas, Kampus Antisipasi Joki dan Mahasiswa Titipan

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com