Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Frank Hoogerbeets Prediksi Sulsel Akan Diguncang Gempa Besar, BMKG Sebut Kemungkinannya Kecil

Kompas.com - 04/03/2023, 05:52 WIB
Hendra Cipto,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar menegaskan saat ini belum ada informasi maupun data gempa yang akan terjadi di Sulawesi Selatan (Sulsel), seperti yang diramalkan peneliti dari Belanda, Frank Hoogerbeets.

Frank Hoogerbeets meramalkan akan terjadi gempa besar yang mengguncang hingga Sulawesi dan Laut Banda pada 3-4 Maret atau 6-7 Maret 2023. Gempa magnitudo 8 tersebut karena adanya konvergensi geometer pada planet yang kritis.

Koordinator Bidang Observasi dan Pemantauan BMKG Makassar, Jamroni dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (3/3/2023) mengatakan, prediksi yang disampaikan Frank itu tidak bisa dipastikan.

Baca juga: Siapa Frank Hoogerbeets? Twitnya Viral Sebut Akan Ada Gempa di Turkiye 3 Hari Sebelumnya

“Itu tidak bisa diprediksi. Kami tidak mendapat informasi maupun data kapan gempa terjadi. Kami hanya bisa menyampaikan kepada masyarakat jika terjadi gempa, paling tidak anda tahu sudah mau ke mana menyelamatkan diri dan keluarga,” katanya.

Jamroni menilai, prediksi Frank Hoogerbeets cakupan wilayahnya begitu luas yakni di Timur Benua Asia hingga Indonesia. Sehingga potensi gempa yang diprediksi oleh Frank itu kecil kemungkinan terjadi.

“Dia (Frank) mengatakan dari wilayah Rusia ke Jepang. Terus ke Halmahera, Filipina lalu ke  Sulsel. Itu jarak yang panjang sekali, lebih dari 7.000-an km. Kalau naik pesawat, sekitar 18 jam. Kalau dibilang ada titik di sepanjang itu, dihitung probabilitasnya kecil sekali untuk sampai di sini. Kami tidak melihat. Apalagi untuk wilayah Sulsel," jelasnya.

Jamroni menegaskan, hingga saat ini belum ada alat yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa. Ia menegaskan, alat yang ada di Indonesia saat ini hanya bisa mendeteksi peristiwa gempa.

"Belum ada satu teknologi pun yang mampu memperkirakan terjadinya gempa," tegasnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan saat ini ada 10 patahan di Sulawesi Selatan. Patahan-patahan tersebut sering menyebabkan gempa-gempa kecil yang tidak dirasakan oleh manusia tapi terdeteksi oleh alat.

"Ada tiga patahan yang paling aktif membentang di Sulsel yakni Walanae, Saddang, dan Matano. Aktifnya tiga patahan aktif itu hampir setiap hari menimbulkan gempa kecil yang tidak dirasakan manusia, tapi terdeteksi oleh alat," terangnya.

Baca juga: Gempa M 5,1 Pagi Ini Kejutkan Warga Bengkulu

Sekadar diketahui, Frank Hoogerbeets menyebut bahwa awal Maret 2023 akan menjadi titik yang sangat kritis. Dia mengatakan akan ada aktivitas seismik besar karena konvergensi geometri planet.

Gempa yang diprediksi oleh Frank, adalah berkekuatan magnitudo 8 yang mencakup hingga ke Indonesia. Frank pun memintaorang yang tinggal di sekitaran wilayah potensi gempa mulai bersiap dan melakukan mitigasi. 

Sebelumnya, nama Frank Hoogerbeets muncul setelah prediksinya soal gempa di Turki yang menyebabkan puluhan ribu orang meninggal dunia benar-benar terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tangis Haru Para Pengungsi di Luwu Saat Dievakuasi ke Posko Induk

Tangis Haru Para Pengungsi di Luwu Saat Dievakuasi ke Posko Induk

Makassar
Cerita Kakak Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar, Adiknya Sudah Dibidik

Cerita Kakak Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar, Adiknya Sudah Dibidik

Makassar
Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar Telah Jalani Operasi Pengangkatan Proyektil Peluru

Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar Telah Jalani Operasi Pengangkatan Proyektil Peluru

Makassar
Polisi di Mamuju Ditangkap Usai Diduga Mengedarkan Narkoba

Polisi di Mamuju Ditangkap Usai Diduga Mengedarkan Narkoba

Makassar
Warga Terdampak Longsor Latimojong Luwu Akan Direlokasi

Warga Terdampak Longsor Latimojong Luwu Akan Direlokasi

Makassar
Banjir dan Longsor Luwu, BNPB Fokus Penanganan Jembatan Putus agar Akses Warga Normal

Banjir dan Longsor Luwu, BNPB Fokus Penanganan Jembatan Putus agar Akses Warga Normal

Makassar
Fakta Kasus 42 Balita di Majene Diduga Keracunan Bubur, Kronologi dan Kondisi Pasien

Fakta Kasus 42 Balita di Majene Diduga Keracunan Bubur, Kronologi dan Kondisi Pasien

Makassar
1.245 Calon Jemaah Haji Asal Makassar Berangkat ke Tanah Suci, Kloter Pertama Terbang Minggu

1.245 Calon Jemaah Haji Asal Makassar Berangkat ke Tanah Suci, Kloter Pertama Terbang Minggu

Makassar
Banjir dan Longsor di Luwu Dipicu Pembukaan Lahan untuk Tambang Emas dan Pasir

Banjir dan Longsor di Luwu Dipicu Pembukaan Lahan untuk Tambang Emas dan Pasir

Makassar
Polisi Selidiki Kasus Keracunan Massal Balita dan Baduta di Majene Sulbar, Kadin DPPKB Diperiksa

Polisi Selidiki Kasus Keracunan Massal Balita dan Baduta di Majene Sulbar, Kadin DPPKB Diperiksa

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Penjelasan Dinkes Sulbar soal Keracunan Massal di Majene, 42 Balita Dilarikan ke Puskesmas

Penjelasan Dinkes Sulbar soal Keracunan Massal di Majene, 42 Balita Dilarikan ke Puskesmas

Makassar
Tergiur Uang Cepat, Nelayan di Baubau Nekat Jadi Pengedar Sabu

Tergiur Uang Cepat, Nelayan di Baubau Nekat Jadi Pengedar Sabu

Makassar
42 Balita hingga Orang Dewasa Dirawat di Puskesmas Pamboang Majene, Diduga Keracunan Bubur

42 Balita hingga Orang Dewasa Dirawat di Puskesmas Pamboang Majene, Diduga Keracunan Bubur

Makassar
Anggota TNI AL Tembak Warga di Makassar, Keluarga Korban Minta Pelaku Dihukum Berat

Anggota TNI AL Tembak Warga di Makassar, Keluarga Korban Minta Pelaku Dihukum Berat

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com