KOMPAS.com - Setiap daerah memiliki tari tradisional yang berbeda-beda termasuk juga Provinsi Sulawesi Selatan.
Menyumbang kekayaan budaya bangsa Indonesia, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki ragam tari yang masih lestari hingga kini.
Baca juga: Didik Nini Thowok Memadukan Tarian China dan Musik Hindu
Beberapa tarian masih dipertunjukkan pada acara-acara khusus, maupun dipelajari di sekolah-sekolah.
Baca juga: Contoh Tarian beserta Pola Lantainya
Berikut adalah ragam tari tradisional yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan yang masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda.
Baca juga: Tari Hudoq Asal Dayak, Tarian Pengusir Hama Bernuansa Mistis
Melansir laman resmi Kemendikbud, Tari "Pa’bitte Passapu" adalah tarian adat Ammatoa Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Tari ini biasa dipertunjukkan untuk menjemput tamu adat atau pada suatu acara pernikahan.
Sejarah tari ini berasal dari kebiasaan kaum bangsawan Makassar di masa lalu yang gemar menyabung ayam.
Pada masa lalu, sabung ayam juga digunakan sebagai ekspresi keberanian sekaligus arena untuk bertaruh.
Namun sejak masuknya Islam, budaya sabung ayam dihilangkan dan digantikan dengan tarian ini.
Gerak tarian ini menggunakan sapu tangan (passapu) dengan gerakan seperti tengah menyabung ayam.
Tari Kipas Pakarena adalah salah satu ikon kebudayaan provinsi Sulawesi Selatan.
Melansir laman disbudpar.sulselprov.go.id, sudah dikenal oleh masyarakat Gowa Sulawesi Selatan pada masa kerajaan Gantarang.
Tari Kipas Pakarena ini dimainkan oleh 4 penari wanita menggunakan iringan alat musik berupa gandrang dan puik-puik.