LUWU, KOMPAS.com – Imam Masjid Nurul Ikhwan, Kelurahan Senga, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu, Yusuf Katubi Opu Daeng Parebba (70) meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga dan seluruh jemaah masjid.
Karena itu, pihak keluarga almarhum berharap orang-orang tidak lagi menyebarkan rekaman video CCTV saat terjadi penganiayaan di masjid.
"Sebelumnya kami minta maaf, kami minta tolong untuk semuanya kalau bisa video rekaman CCTV tersebut jangan disebar karena membuat perasaan kami jadi terganggu kalau melihatnya," harap Sulfiani Yusuf, putri bungsu Yusuf Katubi, Minggu (2/1/2022).
Baca juga: Motif Penganiayaan Imam Masjid di Luwu, Pelaku Tak Terima Ditegur Saat Hampir Tabrak Korban
Sulfiani mengatakan, tak menyangka kalau kejadian ini akan menimpa ayahnya yang dianiaya di masjid hingga meninggal dunia.
Meski demikian Sulfiani mencoba untuk ikhlas menerima musibah yang menimpa keluarganya.
Malam sebelum kejadian itu, Yusuf Katubi sempat mengetuk pintu kamar putrinya dan bertanya kepadanya.
“Dia bertanya ke saya apa sudah mau tidur saya bilang iya, hanya itu saja,” kata Sulfiani.
Baca juga: Berkat Rekaman CCTV, Polisi Tangkap Terduga Pelaku Penganiayaan Imam Masjid di Luwu
Lanjut Sulfiani, beberapa hari sebelum kejadian ayahnya sempat mengungkapkan perasaannya kepada anaknya.
"Beberapa hari lalu ia menyampaikan rasa sayangnya terhadap anak dan cucunya, dia bilang kusayang semua itu anakku dan cucuku, saya tertawa bahagia saat mendengar ucapan itu," ucap Sulfiani dengan mata berkaca-kaca.
“Mungkin itu merupakan tanda-tanda kalau ayah akan meninggalkan kami semua untuk selamanya,” ujar Sulfiani.