Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Efisiensi Anggaran, Angka Kemiskinan di Luwu Turun 0,73 Persen

Kompas.com, 3 Oktober 2025, 21:42 WIB
Amran Amir,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

LUWU, KOMPAS.com – Di tengah tren efisiensi anggaran yang melanda banyak pemerintah daerah pada 2025, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, justru berhasil mencatatkan capaian positif dengan menurunkan angka kemiskinan secara signifikan.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (03/10/2025) merilis data bahwa kemiskinan di Luwu turun 0,73 persen sepanjang periode 2024-2025.

Baca juga: Masih Ada 3,36 Juta Warga Miskin, Jateng Targetkan Penurunan Kemiskinan Jadi 5 Persen

Bupati Luwu Patahudding bersama Wakil Bupati Muh. Dhevy Bijak Pawindu disebut berhasil mengakselerasi program pengentasan kemiskinan sehingga menempatkan Luwu dalam lima besar daerah dengan capaian tercepat di Sulawesi Selatan.

Kepala BPS Kabupaten Luwu, Andi Cakra Atmajaya menjelaskan bahwa berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025, angka kemiskinan di Luwu turun dari 11,70 persen pada 2024 menjadi 10,97 persen pada 2025.

Artinya, terjadi penurunan sebesar 0,73 persen atau setara dengan 2.480 jiwa.

“Jumlah penduduk miskin berkurang dari 44.240 jiwa pada 2024 menjadi 41.760 jiwa di tahun 2025. Penurunan ini menempatkan Luwu di posisi keempat daerah dengan tingkat penurunan kemiskinan terbesar di Sulsel,” kata Cakra kepada wartawan, Jumat (03/10/2025).

Cakra menyebut, tiga daerah lain yang mencatat penurunan lebih tinggi adalah Parepare (0,83 persen), Pangkep (0,81 persen), dan Luwu Timur (0,76 persen).

Sementara Luwu berada di atas sejumlah daerah lain seperti Toraja Utara (0,68 persen), Bulukumba (0,65 persen), Wajo (0,61 persen), Bantaeng (0,58 persen), dan Makassar (0,54 persen).

Menurutnya, capaian tersebut tidak lepas dari berbagai program kerakyatan yang dijalankan Pemerintah Kabupaten Luwu di bawah kepemimpinan Patahudding-Dhevy.

Program itu antara lain berupa penyaluran bantuan sosial, pemberian bibit pertanian, serta percepatan penyerapan tenaga kerja melalui investasi perusahaan yang beroperasi di wilayah Luwu.

“Langkah-langkah ini memberi dampak nyata, terutama pada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah yang selama ini menjadi fokus perhatian pemerintah daerah,” ucapnya.

Selain penurunan persentase penduduk miskin, indikator lain juga menunjukkan tren perbaikan. Indeks kedalaman kemiskinan (P1) misalnya, turun dari 2,05 poin pada 2024 menjadi 1,49 poin pada 2025.

Adapun indeks keparahan kemiskinan (P2) menyusut dari 0,53 poin menjadi 0,28 poin pada periode yang sama.

“Dengan kondisi ini, Pemkab Luwu akan lebih mudah menurunkan angka kemiskinan hingga satu digit pada tahun-tahun mendatang, terutama melalui intervensi pembangunan berbasis kerakyatan,” ujarnya.

Baca juga: Batang Gemilang, Ekonomi Tumbuh 7,49 Persen dan Kemiskinan Turun ke 7,79 Persen

Menurut Cakra, dalam penghitungan angka kemiskinan, BPS menggunakan dua variabel utama, yakni pengeluaran konsumsi makanan (seperti beras, ikan, telur, hingga kapurung dan rokok) serta non-makanan (biaya listrik, air, cicilan, dan kebutuhan rutin lainnya).

Di tengah kondisi ekonomi nasional yang masih penuh tantangan, capaian Luwu dianggap menjadi salah satu bukti bahwa sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta dapat mempercepat penurunan kemiskinan.

“Data ini mencerminkan keberhasilan pemerintah daerah dalam menekan kemiskinan di tengah tren efisiensi anggaran yang saat ini menjadi fokus di banyak daerah,” tuturnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau