Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia Silver di Makassar Lempari Satpol PP Saat Ditertibkan, Gunakan Batu dan Busur

Kompas.com, 9 Mei 2025, 07:05 WIB
Reza Rifaldi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Beredar video beberapa manusia silver melakukan aksi anarkis saat hendak ditertibkan oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Makassar. 

Peristiwa itu terjadi di traffic light perempatan Jalan Veteran Utara-Jalan Sungai Saddang Baru, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (8/5/2025). 

Berdasarkan video yang beredar, beberapa petugas Satpol PP tampak mencoba menertibkan beberapa manusia silver yang kerap meresahkan pengguna jalan. 

Baca juga: Toko Mama Khas Banjar Tutup, Pemilik: Mental Kami Hancur, Kami Trauma

Saat petugas berupaya mendekati mereka, beberapa manusia silver malah berbuat anarkis dengan menyerang petugas menggunakan batu.

Dua petugas Satpol PP wanita terlihat menjauh menghindari lemparan batu. 

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?

Penjelasan Satpol PP

Plt Kasatpol PP Makassar Fatur Rahim membenarkan perihal sejumlah manusia silver melakukan perlawanan ketika hendak ditertibkan oleh petugas. 

"Iya memang reaksi dari mereka (saat hendak ditertibkan), kami memang secara rutin (melakukan penertiban), tadi mereka dalam skala agak banyak mungkin karena kami lakukan secara tiba-tiba terjadilah reaksi begitu," ucap Fatur saat diwawancarai awak media, Kamis malam. 

Baca juga: Fenomena Manusia Silver di Yogyakarta dan Pendapatannya yang Disebutkan Melebihi ASN...

Baca juga: Aturan Larangan Merokok di Malioboro 2025, Nekat Didenda Rp 7,5 Juta

Manusia silver juga memakan sajam dan panah busur

Petugas Satpol PP Makassar yang dilempar batu oleh sejumlah manusia silver saat hendak ditertibkan di sekitar Jalan Veteran Utara-Jalan Sungai Saddang Baru, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (8/5/2025).Dokumentasi/Warga Petugas Satpol PP Makassar yang dilempar batu oleh sejumlah manusia silver saat hendak ditertibkan di sekitar Jalan Veteran Utara-Jalan Sungai Saddang Baru, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (8/5/2025).

Fatur mengatakan, saat melakukan penertiban beberapa petugas sempat terkena batu, bahkan manusia silver tersebut menggunakan senjata tajam panah busur menyerang petugas. 

"Sebagian teman-teman kami juga terkena lemparan, bahkan ada yang memakai busur, tetapi itu menjadi risiko dari kami menjalankan tugas. Tapi secara untuk signifikan tidak ada (korban)," ungkap dia. 

Operasi penertiban manusia silver ini memang kerap dilakukan merespons keluhan masyarakat dengan aksi manusia silver kerap meminta uang secara paksa. 

"Jadi memang pemerintah Kota Makassar secara persuasif berupaya ciptakan ketertiban keamanan, ketertiban khususnya dan kelancaran pengendara lalu lintas di titik-titik yang menjadi target kami," beber dia. 

Baca juga: UMKM Toko Mama Khas Banjar Tutup, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Fatur mengaku, saat penertiban itu pihaknya memilih mundur mengantisipasi situasi makin memanas dan menghindari gesekan. Apalagi rata-rata yang menjadi manusia silver masih kategori remaja. 

"Kita tertibkan juga sebenarnya untuk keamanan bagi mereka sendiri, karena mereka berada di jalan, satu ketika ada kendaraan yang kencang dan lain sebagainya itukan menjadi masalah yang baru juga buat mereka," kata Fatur. 

Fatur berharap agar para remaja yang menjadi manusia silver untuk berhenti dan mencari pekerjaan yang lebih baik dan tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. 

"Anak-anak kita yang berada di jalan, seluruh warga banyak pekerjaan yang bernilai positif yang bisa menciptakan masa depan yang lebih bagus untuk kota kita tercinta ini," pungkasnya.

Baca juga: Toko Mama Khas Banjar Tutup, Pemilik: Mental Kami Hancur, Kami Trauma

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau