Editor
Namun, pelaku yang diduga melakukan penembakan terhadap Asael Christofer Makausi masih dalam pengejaran.
Kapolres Mitra, AKBP Handoko Sanjaya, menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan mendalam mengenai dugaan penembakan ini.
“Kita juga masih terus melakukan penyelidikan terkait dugaan penembakan ini,” kata Handoko.
Ia meminta masyarakat untuk menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian.
“Saya minta masyarakat menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada kami,” tegasnya.
Saat ini, jenazah korban masih dalam proses autopsi di RS Prof. Kandou Manado guna memastikan penyebab kematiannya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Polsek Ratatotok, kericuhan ini bermula ketika seorang pemuda bernama Crisdio Dona Putra (18), warga Basaan, sedang berkendara bersama teman-temannya di Desa Ratatotok pada Senin dini hari sekitar pukul 01.00 WITA.
Saat itu, mereka dihadang oleh pelaku berinisial RT alias Buteng, yang kemudian mencabut pisau dari balik bajunya dan menikam Crisdio di punggung dan kaki.
Korban berhasil melarikan diri dan langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ratatotok.
Sekitar pukul 03.00 WITA, sekelompok pemuda dari Desa Basaan kemudian melakukan pencarian terhadap RT alias Buteng.
Ketika berada di Desa Ratatotok, mereka bertemu dengan kelompok pemuda dari desa tersebut. Pertemuan itu berujung pada bentrokan antara kedua kelompok.
Dalam kericuhan tersebut, Asael Christofer Makausi terkena luka tembak di perut sebelah kiri dan akhirnya meninggal dunia.
Baca juga: Demo Tolak UU TNI di Gedung Grahadi Surabaya Diwarnai Kericuhan
Pihak kepolisian memastikan akan mengusut tuntas insiden ini dan menangkap seluruh pelaku yang terlibat. Kapolres Mitra AKBP Handoko Sanjaya mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi dan menyerahkan proses hukum kepada pihak berwenang.
Hingga saat ini, penyelidikan masih terus dilakukan guna mengungkap siapa pelaku utama dalam insiden penembakan yang menyebabkan korban jiwa.
Pada 10 Maret 2025, kericuhan juga pecah di Ratatotok.