PALOPO, KOMPAS.com – Kasus tewasnya Feni Ere (28), yang mayatnya baru ditemukan warga dalam kondisi tinggal tengkorak di dekat wisata Air Terjun Batu Dewa, Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Senin (10/2/2025), memicu desakan dari Jaringan Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Jaker) Kota Palopo.
Mereka meminta kepolisian segera menuntaskan kasus tersebut serta menekan Honda Sanggar Laut, tempat Feni Ere bekerja, agar memenuhi hak ketenagakerjaannya.
Baca juga: Jaringan Anti Kekerasan Desak Polisi Tuntaskan Kasus Pembunuhan Feni Ere di Palopo
Supervisor Accounting Honda Sanggar Laut, Kamal, mewakili manajemen Honda Sanggar Laut Palopo, menyatakan turut berduka cita atas meninggalnya Feni Ere dan mendukung aksi Jaker.
“Kami sangat mendukung teman-teman yang melakukan aksi damai agar mendesak pihak-pihak yang memiliki kewenangan untuk menyelesaikan masalah ini, dan kami sangat berharap dari pihak kepolisian mampu segera mengungkap pelaku kasus ini,” kata Kamal saat dikonfirmasi di kantornya, Rabu (12/3/2025) sore.
Terkait hak-hak ketenagakerjaan Feni Ere, Kamal menyebut pihaknya telah membicarakannya dengan manajemen. Namun, mereka masih menunggu kejelasan lebih lanjut terkait perkembangan kasus ini.
“Kami masih menunggu informasi dari pihak kepolisian. Kami belum bisa mengambil tindakan karena kami juga memiliki kewenangan tersendiri. Akses kami terbatas, jadi kami hanya menunggu hasil dari kepolisian terlebih dahulu. Makanya, kami mendukung aksi damai yang digelar kawan-kawan tadi,” ucap Kamal.
Menurutnya, saat Feni Ere menghilang, rekan-rekan kerjanya aktif mencari informasi, termasuk melalui media sosial.
“Kami juga bingung mau mencari ke mana lagi. Akhirnya, setelah kasusnya terungkap, teman-teman lewat akun media sosial mereka, para sales, dan pihak kantor gencar melakukan aksi terkait hilangnya Feni Ere,” ujar Kamal.
Staf HRD Honda Sanggar Laut, Rey, menambahkan bahwa hak-hak ketenagakerjaan Feni Ere masih menunggu hasil otopsi dari pihak berwenang.
“Soal haknya sebagai tenaga kerja, mungkin pihak keluarganya atau ahli warisnya bisa langsung mengurusnya ke BPJS Ketenagakerjaan. Apapun yang diminta, kami akan berikan informasi, termasuk data-datanya,” tutur Rey.
“Kami juga turut hadir saat pelepasan jenazah almarhumah. Baik karyawan maupun para leader datang untuk berbela sungkawa dan membawa sumbangan dari rekan kantor serta perusahaan,” tambahnya.
Rey mengungkapkan bahwa Feni Ere terakhir tercatat di kantor melalui sistem fingerprint pada Rabu, 24 Januari 2024, pukul 18.00 WITA.
“Pada 25 Januari 2024, tidak ada lagi fingerprint. Setelah tanggal 24 itu, tidak ada juga penugasan keluar. Baru setelah tiga hari, teman-teman mulai mempertanyakan keberadaannya. Bahkan, orang tuanya sempat datang mencari ke kantor,” terang Rey.
Baca juga: Kasus Feni Ere, Misteri yang Belum Terpecahkan, dan Keterangan Keluarga
Sebelumnya, Jaringan Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Jaker) Kota Palopo telah mendesak kepolisian agar segera menuntaskan kasus dugaan pembunuhan Feni Ere.
Feni sempat dilaporkan hilang setahun lalu sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan di dekat wisata Air Terjun Batu Dewa, Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Senin (10/2/2025).
Jaker menggelar aksi di depan showroom Honda Sanggar Laut, tempat Feni Ere bekerja sebelum menghilang, dengan membagikan selebaran. Mereka mendesak beberapa pihak untuk segera bertindak, termasuk: