Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Berulang di Gorontalo, Danau Limboto Perlu Pembenahan Serius

Kompas.com, 31 Januari 2025, 12:54 WIB
Rosyid A Azhar ,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Banjir yang melanda Danau Limboto kembali terjadi, mengungkapkan masalah serius yang terus terulang dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.

Risti Ristianingsih Badu, pengajar di program studi Teknik Lingkungan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Gorontalo, menjelaskan bahwa bencana ini disebabkan oleh kerusakan kawasan di sisi atas danau.

“Aktivitas manusia, terutama di sektor pertanian dan pembangunan, telah menyebabkan pendangkalan Danau Limboto,” ujar Risti Badu dalam keterangan yang diterima pada Jumat (31/1/2025).

Risti menyoroti bahwa pembukaan lahan baru di wilayah tangkapan air di sisi atas danau telah mempercepat aliran air hujan menuju danau.

Baca juga: Banjir Gorontalo, Warga Terdampak Luapan Danau Limboto Kesulitan Bekerja

Menurutnya, pengelolaan tata air di wilayah tersebut sudah tidak sesuai, sehingga saat hujan turun, air langsung mengalir menuju danau.

“Seharusnya saat hujan, sebagian besar air meresap ke dalam tanah, sementara hanya sebagian kecil yang mengalir ke arah danau. Namun, dengan terbukanya lahan di bagian atas danau, air hujan dalam debit besar langsung mengarah ke danau melalui 23 sungai dan anak sungai. Akibatnya, danau tidak mampu lagi menampung air dalam volume besar,” jelas Risti.

Dia berharap ketersediaan infrastruktur drainase yang memadai di wilayah tangkapan air tidak tersumbat atau rusak.

“Banyak sampah dan sedimen masuk ke dalam danau, ini yang mempercepat pendangkalan dan penciutan Danau Limboto,” tuturnya.

Danau Limboto merupakan salah satu dari 15 danau kritis di Indonesia.

Pemerintah saat ini tengah melakukan revitalisasi untuk mengembalikan fungsi danau ini.

Baca juga: Bayi, Ibu Hamil dan Lansia di Kota Gorontalo Terdampak Luapan Sungai Bolango dan Danau Limboto

Salah satu langkah yang diambil adalah membersihkan gulma eceng gondok yang selama ini menutupi hampir seluruh permukaan danau.

Tanaman eceng gondok sebelumnya tumbuh subur akibat maraknya budidaya ikan dengan karamba jaring apung oleh nelayan.

Tanaman ini turut mempercepat proses pendangkalan danau.

Danau Limboto, yang menjadi kebanggaan masyarakat Gorontalo, merupakan muara dari banyak sungai dan anak sungai, termasuk Alo Pohu, Marisa, Meluopo, Biyonga, Bulota, Talubongo, serta sungai-sungai kecil dari sisi selatan seperti Olilumayango, Ilopopala, Huntu, Hutakiki, dan Langgilo.

Hanya ada satu outlet dari danau ini, yaitu Sungai Tapodu, yang pendek sebelum bergabung dengan badan Sungai Bolango atau Sungai Tapa sebelum akhirnya mengalir menuju Teluk Tomini.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau