GORONTALO, KOMPAS.com – Banjir yang melanda Danau Limboto kembali terjadi, mengungkapkan masalah serius yang terus terulang dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.
Risti Ristianingsih Badu, pengajar di program studi Teknik Lingkungan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Gorontalo, menjelaskan bahwa bencana ini disebabkan oleh kerusakan kawasan di sisi atas danau.
“Aktivitas manusia, terutama di sektor pertanian dan pembangunan, telah menyebabkan pendangkalan Danau Limboto,” ujar Risti Badu dalam keterangan yang diterima pada Jumat (31/1/2025).
Risti menyoroti bahwa pembukaan lahan baru di wilayah tangkapan air di sisi atas danau telah mempercepat aliran air hujan menuju danau.
Baca juga: Banjir Gorontalo, Warga Terdampak Luapan Danau Limboto Kesulitan Bekerja
Menurutnya, pengelolaan tata air di wilayah tersebut sudah tidak sesuai, sehingga saat hujan turun, air langsung mengalir menuju danau.
“Seharusnya saat hujan, sebagian besar air meresap ke dalam tanah, sementara hanya sebagian kecil yang mengalir ke arah danau. Namun, dengan terbukanya lahan di bagian atas danau, air hujan dalam debit besar langsung mengarah ke danau melalui 23 sungai dan anak sungai. Akibatnya, danau tidak mampu lagi menampung air dalam volume besar,” jelas Risti.
Dia berharap ketersediaan infrastruktur drainase yang memadai di wilayah tangkapan air tidak tersumbat atau rusak.
“Banyak sampah dan sedimen masuk ke dalam danau, ini yang mempercepat pendangkalan dan penciutan Danau Limboto,” tuturnya.
Danau Limboto merupakan salah satu dari 15 danau kritis di Indonesia.
Pemerintah saat ini tengah melakukan revitalisasi untuk mengembalikan fungsi danau ini.
Baca juga: Bayi, Ibu Hamil dan Lansia di Kota Gorontalo Terdampak Luapan Sungai Bolango dan Danau Limboto
Salah satu langkah yang diambil adalah membersihkan gulma eceng gondok yang selama ini menutupi hampir seluruh permukaan danau.
Tanaman eceng gondok sebelumnya tumbuh subur akibat maraknya budidaya ikan dengan karamba jaring apung oleh nelayan.
Tanaman ini turut mempercepat proses pendangkalan danau.
Danau Limboto, yang menjadi kebanggaan masyarakat Gorontalo, merupakan muara dari banyak sungai dan anak sungai, termasuk Alo Pohu, Marisa, Meluopo, Biyonga, Bulota, Talubongo, serta sungai-sungai kecil dari sisi selatan seperti Olilumayango, Ilopopala, Huntu, Hutakiki, dan Langgilo.
Hanya ada satu outlet dari danau ini, yaitu Sungai Tapodu, yang pendek sebelum bergabung dengan badan Sungai Bolango atau Sungai Tapa sebelum akhirnya mengalir menuju Teluk Tomini.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang