Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengungkap Penyebab Rentetan Gempa Susulan di Kolaka, Ada Peran Sesar Lokal

Kompas.com, 28 Januari 2025, 14:47 WIB
Kiki Andi Pati,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS. com- Gempa utama yang mengguncang wilayah Kolaka dan Kolaka Timur pada Jumat (24/1/2025) malam berkekuatan M 4,9. Hingga Selasa (28/1/2025) pukul 9.00 Wita, BMKG mencatat ada 93 rentetan gempa susulan.

Penyebab rentetan gempa susulan yang mengguncang wilayah Sulawesi Tenggara ini ternyata dipengaruhi banyak faktor.

Begini analisisnya menurut pakar.

Baca juga: Gempa M 4,9 Guncang Lalolae Kolaka Timur, Tidak Berpotensi Tsunami

Wilayah Sulawesi Tenggara merupakan daerah dengan aktivitas tektonik yang cukup kompleks, karena terletak di zona pertemuan tiga lempeng besar yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik.

Dosen bidang Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi yang juga Ketua Jurusan Geografi FMIPA Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sawaludin, S.Pi., M.Sc mengatakan, struktur geologi wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) dipengaruhi oleh sistem sesar aktif yang membentuk pola deformasi kerak bumi.

Wilayah Sultra, lanjut Sawaludin, dipengaruhi oleh beberapa sesar aktif seperti Sesar Matano, Sesar Kolaka, Sesar Lawanopo, Sesar Kendari, dan Sesar Buton yang memainkan peran besar dalam aktivitas tektonik dan potensi gempa bumi.

Baca juga: Apa Itu Sesar Kolaka, Penyebab Gempa di Kolaka dan Kolaka Timur

"Karena wilayah ini memiliki struktur geologi yang kompleks, penting untuk memahami risiko seismik dan mitigasi bencana," kata Sawaludin kepada kompas.com, Selasa (28/1/2025).

Ia bilang, gempa yang terjadi di Kolaka Timur dengan pusat Gempa terletak di sekitar Kelurahan Laloea beberapa hari terakhir, tidak berada di jalur sesar utama.

Lebih lanjut Sawaludin mengungkapkan bahwa kejadian gempa di area ini dipengaruhi oleh pergerakan sesar utama yaitu sesar Kolaka yang berada di sekitar Kecamatan Wundulako.

Seperti gempa di zona-zona mikro-sesar atau sesar lokal, dapat memiliki gempa susulan dengan durasi waktu yang sangat cepat karena beberapa faktor, yakni:

Dapur dan Kamar Mandi milik warga Kelurahan Waitombo, Kecamatan Mowewe, Kabupaten Kolaka Timur ambruk akibat gempa pada Sabtu (25/1/2025)Dok. warga Dapur dan Kamar Mandi milik warga Kelurahan Waitombo, Kecamatan Mowewe, Kabupaten Kolaka Timur ambruk akibat gempa pada Sabtu (25/1/2025)

Karakteristik Zona Mikro-Sesar

Zona mikro-sesar adalah area di dalam kerak bumi yang ditandai oleh retakan atau sesar berukuran kecil yang tidak termasuk dalam sistem sesar utama. Meskipun ukurannya lebih kecil, zona ini memiliki peran penting dalam dinamika tektonik dan seismisitas suatu wilayah.

Biasanya, zona mikro-sesar, juga dikenal sebagai sesar lokal, terdiri dari banyak retakan kecil yang saling berhubungan.

Ketika gempa utama terjadi, energi yang dilepaskan dapat memicu aktivitas di sekitar retakan kecil ini, yang dapat menyebabkan gempa susulan yang cepat dan sering.

"Kondisi seperti ini yang menyebabkan kejadian gempa susulan di wilayah Kolaka Timur memiliki durasi waktu yang lebih cepat," ujarnya.

Baca juga: 93 Kali Gempa Susulan Guncang Kolaka Timur hingga Selasa Pagi

Kelemahan Material Lingkungan Area

Kelemahan material lingkungan kejadian gempa merujuk pada kondisi di mana material di suatu wilayah geologi memiliki sifat fisik dan mekanik yang lebih lemah dibandingkan dengan material sekitarnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau