Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelar Ritual Tolak Bala Saat Hujan Deras, 9 Warga Soppeng Tewas Tertimpa Pohon, 8 Lainnya Luka-luka

Kompas.com, 5 November 2024, 14:37 WIB
Abdul Haq ,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

SOPPENG, KOMPAS.com - Sembilan warga di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) tewas saat menggelar ritual tolak bala di sebuah situs yang kerap dijadikan sebagai obyek wisata bagi warga setempat.

Korban tewas tertimpa pohon saat berteduh di sebuah pondok lantaran hujan deras dan angin kencang.

Selain itu, delapan korban luka masih dalam perawatan di rumah sakit, Selasa (5/11/2024).

Baca juga: Cari Belalang di Sawah, Remaja di Purworejo Tewas Tersambar Petir

Peristiwa ini berawal saat sejumlah warga menggelar ritual tolak bala di situs Bulumatanre, Desa Mattampabulu, Kecamatan Lalabata pada Minggu (3/11/2024).

Pada pukul 11.00 Wita, hujan deras mengguyur disertai angin kencang.

Warga yang berada di lokasi kemudian berteduh di sebuah pondok.

Tiba-tiba, sebuah pohon setinggi 20 meter tumbang dan menimpa pondok yang dipergunakan warga berteduh pada pukul 12.30 Wita. Akibatnya, sembilan warga tewas di lokasi kejadian.

Baca juga: Kebakaran Pasar Gubug Grobogan Ludeskan 797 Lapak Pedagang, Kerugian Puluhan Miliar Rupiah


Baca juga: Mengapa Konflik Antar-etnis Kerap Terjadi di Babarsari Yogyakarta?

Kronologi kejadian

Delapan warga lainnya mengalami luka dan saat ini masih mendapatkan perawatan medis di rumah sakit umum daerah (RSUD) Latemammala Soppeng.

"Jadi korban ini berkunjung ke sana untuk makan-makan kemudian terjadi hujan deras dan angin kencang dan mengakibatkan sebuah pohon tumbang dan menimpa pondok yang digunakan warga untuk berteduh," ucap Kapolres Soppeng AKBP Muhammad Yusuf Usman, melalui sambungan telepon, Selasa (5/11/2024).

Sembilan korban tewas tersebut, yakni:

  1. Rosmini (37)
  2. Marnuni (34)
  3. Asse (40)
  4. Ikada (37)
  5. Wammenneng (60)
  6. Karyati (55)
  7. Rabiah (50)
  8. Nuraeni
  9. serta seorang bocah laki laki berinisial AG (10)

Sementara delapan korban luka-luka, yakni:

  1. Sulfiana (20)
  2. Satriana (27)
  3. Nafisah (66)
  4. Taju (24)
  5. Sakkatang (33)
  6. Nur Indah Sari (29)
  7. Iruse (35)
  8. Iwan (36).

Baca juga: Pabrik Mainan Master Kidz di Kendal Terbakar, Karyawan Berlarian Menyelamatkan Diri

Informasi yang dihimpun Kompas.com, di lokasi tersebut terdapat sebuah makam penyebar Islam pertama di Kabupaten Soppeng bernama Syekh Abdul Majid atau dikenal oleh masyarakat setempat sebagai Petta Bulumatanre yang dijadikan sebagai situs wisata budaya oleh Pemerintah Kabupaten Soppeng (Pemkab).

Selain setiap tahun digelar tradisi Pattaungang atau tradisi menolak bala, lokasi ini juga kerap dikunjungi warga untuk mengucapkan nazar dan menggelar ritual dengan membawa sesajen dan makan bersama jika nazarnya telah terpenuhi.

"Di sana kan ada makan Syekh Abdul Majid atau Petta Bulumatanre dan memang masuk kawasan situs wisata budaya," kata Andi Sumangerukka, Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Soppeng, Rabu (5/11/2024).

Diberitakan sebelumnya, cuaca buruk dengan intensitas hujan yang tinggi disertai angin kencang mengakibatkan sebuah pohon setinggi 20 meter tumbang dan menimpa sebuah pondok yang digunakan belasan pengunjung wisata berteduh dan mengakibatkan 9 korban tewas dan 8 luka.

Aparat kepolisian telah memasang garis polisi di lokasi kejadian dan menutup sementara situs tersebut untuk tujuan penyelidikan.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Tol Semarang-Batang, 1 Penumpang Tewas

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau