Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kelompok Mahasiswa di UNM Makassar Saling Serang, Apa Pemicunya?

Kompas.com, 26 September 2024, 17:49 WIB
Reza Rifaldi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Dua kelompok mahasiswa berbeda fakultas di Universitas Negeri Makassar (UNM) Parang Tambung, Jalan Malengkeri Raya, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), terlibat bentrok, Kamis (26/9/2024). 

Dari informasi yang dikumpulkan, dua kelompok mahasiswa yang terlibat bentrok itu merupakan mahasiswa Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM Makassar

Peristiwa bentrokkan itu pecah sekitar pukul 14.00 Wita, di saat banyak mahasiswa sedang melakukan aktivitas perkuliahan.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut Owner Pallubasa Serigala di Tol Makassar

Beberapa video beredar tampak mahasiswa panik saat bentrok itu terjadi. 

Terlihat juga beberapa mahasiswa dengan menggunakan penutup muka menenteng senjata tajam jenis katana dan mengejar mahasiswa lain yang merupakan lawannya. 

Salah satu mahasiswa yang ditemui Kompas.com di lokasi berinisial ALD mengungkapkan bahwa keributan berawal dari adanya salah satu mahasiswa FT menggeber-geber motor di area FBS. 

"Ada anak Teknik geber-geber motor, kayak memancing mahasiswa FBS. Kemudian (mahasiswa FBS) menyerang anak Teknik," ungkap ALD di lokasi, Rabu siang. 

Baca juga: Viral, Foto Garasi Mobil Gunakan Badan Jalan di Makassar, Lurah: Dibongkar Hari Minggu


Baca juga: Ibunda Ungkap Dokter Aulia Risma Kerap Dibentak dan Dipaksa Kerja Nonsetop hingga Jatuh ke Selokan

Keributan antarkelompok mahasiswa sempat mereda

Sejumlah personel polisi yang melakukan penjagaan usai bentrokan di UNM Parang Tambung, Jalan Malengkeri Raya, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulsel, Kamis (26/9/2024).Kompas.com/Reza Rifaldi Sejumlah personel polisi yang melakukan penjagaan usai bentrokan di UNM Parang Tambung, Jalan Malengkeri Raya, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulsel, Kamis (26/9/2024).

Setelah itu, keributan sempat mereda. Namun kembali pecah saat mahasiswa FT marah saat spanduk mereka dirusak oleh sekelompok mahasiswa FBS. 

"Kemudian spanduknya anak Teknik di depan gerbang dirusak sama anak Bahasa. Selesai itu, dari Teknik lagi yang menyerang Bahasa, bertepatan jam belajar," ucap dia. 

Mendapatkan laporan, Polsek Tamalate dan Polrestabes Makassar langsung mendatangi lokasi untuk mengamankan situasi.

Baca juga: Diduga Kesal Terjebak Macet di Pantura Demak, Seorang Pengemudi Tembaki Ban Mobil Pajero yang Halangi Jalan

Beberapa mahasiswa yang masih terjebak dalam kampus pun diarahkan untuk keluar. 

"Yang bentrok Fakultas Teknik dan Bahasa, ini kesalahpahaman sedikit saja sehingga mereka (bentrok). Seperti itu, baku (gesek) saja, tapi situasi sudah kondusif," kata Kabag Ops Polrestabes Makassar AKBP Darminto saat ditemui Kompas.com di lokasi. 

Kata Darminto, dua kelompok mahasiswa itu terlibat saling serang menggunakan batu dan benda tumpul lain.

Sejauh ini, pihak kepolisian belum mengonfirmasi terkait adanya korban dalam bentrok itu. 

"Akar masalahnya masih diselidiki. Tadi baku lempar batu, baku kejar. Sementara ini tidak ada proses belajar, besok insyaAllah sudah normal. Untuk berikutnya kami melakukan penjagaan di tempat. Untuk korban, belum ada laporan sampai saat ini," pungkasnya.

Baca juga: Diduga Kesal Terjebak Macet di Pantura Demak, Seorang Pengemudi Tembaki Ban Mobil Pajero yang Halangi Jalan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau