MAKASSAR, KOMPAS.com - Beredar sebuah video memperlihatkan seorang pria paruh baya diamankan sekelompok orang lantaran diduga melakukan perusakan terhadap Alat Peraga Kampanye (APK) milik salah satu paslon wali kota dan wakil wali kota Makassar.
Peristiwa itu diketahui terjadi di bilangan Jalan Danau Tanjung Bunga, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Selasa (17/9/2024) siang.
Beberapa video pun beredar dengan narasi bahwa pria tersebut melakukan perusakan baliho. Dia pun diamankan dan dibawa ke kantor polisi setempat.
Baca juga: 6 Orang Ditangkap Terkait Bentrokan Kelompok Pemuda di Makassar
"Ini salah satu orang melakukan perusakan baliho," kata salah satu pria dalam vidio tersebut.
Menanggapi video beredar tersebut, Kapolsek Tamalate AKP Aris Sumarsono mengungkapkan bahwa pria paruh baya itu bukan melakukan perusakan.
Aris menyebut, bahwa pria yang belum diketahui identitasnya itu merupakan pedagang ikan keliling dan hendak mengambil APK untuk digunakan sebagai keperluan jualannya.
"Itu bukan perusakan, pria itu hanya mau mengambil. Dia sudah mengambil beberapa baliho pasangan lain. Jadi tadi itu balihonya terlihat miring, jadi dia mau ambil tapi tidak jadi," kata Aris, kepada Kompas.com saat dikonfirmasi, Senin siang.
Aris mengungkapkan, pria tersebut memang kerap mengambil baliho untuk keperluan jualannya.
Pria itu disebut merupakan warga Kabupaten Gowa, Sulsel, dan kerap berjualan di Kota Makassar.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Makassar Hari Ini, 16 September 2024: Cerah Berawan hingga Berawan
"Dia kan pedagang ikan, setiap hari bawa jualan ikan ke Makassar dari Bontonompo (Gowa). Baliho itu dijadikan pengalas untuk tempat ikan beliau," ucap Aris.
Aris menuturkan, saat ini pihaknya sementara melakukan koordinasi dengan pihak Pengawas Kecamatan (Panwascam) setempat dan tim dari paslon yang merasa dirugikan atas dugaan perusakan APK tersebut.
"Sudah kami koordinasi dengan Panwascam, tim paslon juga, dan sudah memberikan pernyataan maaf. Tidak benar itu (melakukan perusakan secara sengaja), beliau pedagang ikan," tutup Aris.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang