Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sappe, Nelayan Dilantik Jadi Anggota DPRD Parepare, Diantar Puluhan Perahu

Kompas.com, 2 September 2024, 22:26 WIB
Suddin Syamsuddin,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PAREPARE, KOMPAS.com - Senin (2/9/2024), menjadi hari penting untuk Sappe, salah satu anggota DPRD Kota Parepare, Sulawesi Selatan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Sappe yang merupakan seorang nelayan ini datang ke gedung DPRD Kota Parepare menggunakan perahu untuk dilantik bersama 24 anggota DPRD terpilih lainnya.

Dia bahkan diantar raturan nelayan pesisir Parepare.

Baca juga: 55 Anggota DPRD DIY Dilantik, Sultan Harap Bisa Maksimalkan Peran Awasi Pilkada

"Saya naik perahu dari rumah di daerah Tonrangeng, kelurahan Lumpue, Kota Parepare, menuju tempat persandaran perahu. Kemudian naik mobil ke gedung DPRD kota Parepare," terang Sappe dijumpai Senin.

Di atas perahu, Sappe yang mengenakan jas dan dasi merah serta caping nelayan melakukan parade dengan mengibarkan bendera PKS di laut.

Saat Sappe melakukan parade ini, puluhan perahu nelayan mengiringinya.

Saat berada di tempat sandaran perahu, sudah ada ratusan nelayan menyambutnya.

"Kami naik perahu menuju pelantikan, ingin membuktikan bahwa nelayan bisa juga duduk di DPRD. Selain itu saya ingin membuktikan kepada teman-teman nelayan bahwa saya tidak akan lupa dengan kebutuhan mereka sebagai nelayan," terang Sappe.

Sappe mengenang saat dirinya berpelukan bersama calon presiden Anies Basweang saat berkampanye di Parepare. Ia memegang teguh pesan Anies yang meminta memperhatikan kebutuhan nelayan.

"Pesan itu yang membuat hati saya tergerak untuk membantu masyarakat Parepare, khususnya nelayan yang selama ini selalu mengeluhkan sudah mendapatkan BBM jenis solar saat melaut," papar Sapp.

Tidak hanya Sappe yang diantar ratusan simpatisannya. Ada juga Jusvari Genda, caleg PKS Parepare dapil Bacukiki yang ikut dilantik.

Baca juga: Daftar Anggota DPRD Jabar Periode 2024-2029

Gusvari menunggangi kuda menuju pelantikan DPRD sebagai anggota.

"Saya menggunakan kuda ke kantor DPRD Parepare karena ingin mengenang kembali transportasi terdahulu masyarakat asli kota Parepare yakni warga kecamatan Bacukiki. Kuda sebagai alat transportasi utama mengangkut hasil pertanian masyarakat. " Kata Jusvari genda.

Selain itu ia juga merupakan ketua persatuan berkuda seluruh Indonesia (Pordasi). Dengan itu dirinya akan memperjuangkan keresahan para atlit di Parepare, utamanya cabang berkuda.

"Nantinya di DPRD saya akan memperjuangkan keresahan atlit yang selama ini sampai ke telinga saya," ungkap Jusvari.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau