Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kematian Bripka Jasriawansyah, Polda Sulsel: Kemungkinan karena Sakit

Kompas.com, 2 Agustus 2024, 08:26 WIB
Amran Amir,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

LUWU, KOMPAS.com – Penyebab kematian Bripka Jasriawansyah (42), anggota Polsek Suli, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan yang ditemukan meninggal dunia di rumah dinas Polsek Belopa, Kabupaten Luwu pada Rabu (31/7/2024) siang, belum diketahui pasti. 

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Didik Supranoto mengatakan, indikasi sementara hasil penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP) diduga karena Bripka Jasriawansyah sakit. 

“Karena di situ tidak ditemukan tanda-tanda lainnya, kemungkinan karena sakit,” ujarnya, saat dikonfirmasi, Kamis (1/8/2024). 

Baca juga: Fakta di Balik Tewasnya Remaja di Boyolali

Didik mengatakan, Bripka Jasriawansyah selaku Kasi Umum di Polsek Suli diketahui tidak masuk kantor sejak Senin (29/7/2024).

Kemudian Kapolsek Belopa memerintahkan anggota yang lainnya untuk mengecek di rumahnya pada Rabu (31/7/2024). 

“Di situ ditemukan bahwa Bripka Jasriawansyah sudah meninggal dunia dan sudah diserahkan ke keluarganya,” katanya lagi.

Baca juga: Satu dari Empat Tersangka yang Aniaya Remaja di Boyolali hingga Tewas merupakan Atlet Bola Voli


Baca juga: Kata Kompolnas soal Kasus Dugaan Penganiayaan Oknum Polisi di Sulsel

Sosok Bripka Jasriawansyah

Lanjut Didik, Bripka Jasriawansyah sudah dimakamkan di kampung halamannya di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. 

“Tadi Kamis (1/8/2024) pagi diserahkan ke keluarganya dan sudah dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Soppeng untuk dimakamkan. Di sana dilakukan pemakaman secara dinas oleh Polres Soppeng,” paparnya

Sebelumnya diberitakan, mayat berjenis kelamin laki-laki dalam kondisi sudah membengkak ditemukan di sebuah asrama Polisi Polsek Belopa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Rabu (31/7/2024) siang. 

Diketahui korban adalah Bripka Jasriawansyah (42), anggota Polsek Suli, Sulawesi Selatan.

Baca juga: Update Kasus Kematian Remaja di Boyolali: 4 Orang Jadi Tersangka, Berasal dari Perguruan Silat

Korban ditemukan sudah dalam kondisi membengkak, diduga sudah meninggal beberapa hari. 

Kepala Kepolisian Resort Luwu, AKBP Arisandi mengatakan, penyebab kematian korban masih diselidiki. 

"Belum diketahui penyebabnya, jenazah sudah dibawa ke RSUD Sawerigading Palopo untuk diotopsi," ujarnya, saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (31/7/2024). 

Baca juga: Kapal Motor Nikki Sejahtera Terbakar dalam Pelayaran Surabaya ke Banjarmasin, 120 Penumpang Dievakuasi

Arisandi menuturkan, kabar meninggalnya Bripka Jasriwansyah baru diketahui setelah tercium bau busuk di lingkungan asrama Polsek Belopa. 

“Sejumlah rekannya mengecek kamar tempat almarhum tinggal, Jasriawansyah ditemukan meninggal dunia dalam kondisi telentang di lantai, tubuhnya ditutupi selembar sarung,” ungkapnya.

Menurut Arisandi, Bripka Jasriawansyah dikenal humoris dan dekat dengan masyarakat.

“Bripka Jasriawansyah kerap membantu warga yang tertimpa musibah di wilayah tugasnya,” pungkasnya.

Baca juga: Kasus Kematian Remaja di Boyolali, Korban Dijemput Pelaku dan Dianiaya, 4 Tersangka dari Perguruan Silat

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau