Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

643 Bayi dan Balita Terdampak Banjir Bandang di Kabupaten Gorontalo

Kompas.com, 15 Juli 2024, 09:47 WIB
Rosyid A Azhar ,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Sebanya 643 bayi dan anak usia dibawah lima tahun (Balita) terdampak banjir bandang akibat meluapnya air Danau Limboto dan longsor di Kabupaten Gorontalo.

Data yang dihimpun Pemmerintah Kabupaten Gorontalo, para bayi dan balita terdampak ini berada di banyak desa di setiap kecamatan. Data ini bersifat dinamis karena luapan air danau masih terus berlangsung.

Baca juga: Terdampak Banjir dan Longsor, Sejumlah Infrastruktur Publik di Gorontalo Rusak

Kecamatan Telaga Jaya, bayi dan balita terdampak berada di Desa Buhu sebanyak 76 jiwa, Hutadaa 231 jiwa, Luwoo 22 jiwa dan Bunggalo 127 jiwa.

Di Kecamatan Telaga Biru di Desa Lupoyo 67 jiwa, Timuato 5 jiwa, Ulapato A 17 jiwa, Pentadio Barat 63 jiwa, Pantungo 11 jiwa.

Di Kecamatan Limboto Desa Kayubulan 103 jiwa, Hunggaluwa 65 jiwa, Hutuo 3 jiwa, Tenilo 19 jiwa.

Di Kecamatan Dungaliyo Desa Pilolalenga 9 jiwa, Duwangan 4 jiwa, Bongomeme 17 jiwa, Kaliyoso 6 jiwa, Padadaa 43 jiwa, Kecamatan Tabongo Desa Teratai 37 jiwa.

Di Kecamatan Batudaa Desa Iluta 5 jiwa, Barakati 27 jiwa, Huntu 16 jiwa, Bua 11 jiwa, Ilohuwangayo 50 jiwa, Payiunga 55 jiwa, dan di Desa Tunggulo Kecamatan Limboto Barat terdapat bayi dan Balita terdampak sebanyak 10 jiwa.

Sejumlah warga mengungsi ke tempat yang aman dengan membawa barang-barang seadanya untuk menghindari banjir di Kota Gorontalo.KOMPAS.COM/ROSYID A AZHAR Sejumlah warga mengungsi ke tempat yang aman dengan membawa barang-barang seadanya untuk menghindari banjir di Kota Gorontalo.

“Ratusan bayi dan Balita ini merupakan bagia dari 21.013 jiwa warga Kabupaten Gorontalo yang terdampak banjir dan tanah longsor,” kata Haris Tome, Asisten Administrasi Umum Kabupaten Gorontalo dihubungi melalui telepon, Senin (15/7/2024).

Haris menjelaskan, sejak awal terjadinya bencana Pemerintah Kabupaten Gorontalo telah melakukan penanganan. Mulai dari pendataan, evakausi warga, menyediakan tempat pengungsian hingga membangun dapur umum untuk melayani kebutuhan makan dan minum warga.

Bencana meluapnya Danau Limboto merupakan bencana yang sering terjadi karena danau ini menjadi muara dari 23 sungai dan anak sungai.

Saat hujan dalam intensitas tinggi di kawasan daerah aliran sungai (DAS) maka dengan cepat akan mengalir ke sungai-sungai yang muaranya menuju danau.

"Para warga yang bermukim di sekitar bantaran sungai besar dan pesisir danau akan langsung terdampak," ungkap dia.

Baca juga: Fakta Terkini Longsor Gorontalo, 15 Orang Belum Ditemukan dan Tambang Ditutup Sementara

Luapan air danau ini tidak segera surut karena hanya ada 1 kanal yang mengalirkan ke Sungai Bolango sebelum ke Teluk Tomini.

Kanal ini biasa disebut sebagai Sungai Tapodu yang mengalirkan air danau di Desa Tabumela menuju Desa Tilote, Tualango, Dulomo di Kecamatan Tilango, kelurahan Piloloda Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo, dan kanal ini Bersatu dengan Sunga Bolango atau Sungai Tapa di Kelurahan Buladu.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau