Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Mahasiswa Unhas Makassar Dihajar Ibu-ibu, Diduga Lakukan Pelecehan Seksual di Jalan

Kompas.com, 22 Februari 2024, 17:58 WIB
Reza Rifaldi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Viral di berbagai platform media sosial (Medsos), seorang mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar menjadi bulan-bulanan ibu-ibu lantaran kedapatan melakukan aksi pelecehan seksual.

Berdasarkan informasi yang didapat, kasus pelecehan seksual itu menyasar seorang mahasiswi yang sedang melintas seorang diri dengan menggunakan sepeda motor di bilangan Jalan Kera-kera, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Rabu (21/2/2024) malam.

Dari video tersebut, tampak seorang wanita berpakaian putih tengah memaki seorang pria yang sudah terduduk di aspal jalan raya.

Baca juga: Oknum Hakim di Pengadilan Tinggi Lampung Dilaporkan Pelecehan Seksual oleh Eks Asisten Pribadi

Keributan itu pun akhirnya mengundang perhatian warga sekitar lokasi. Dua ibu-ibu yang mengenakan daster pun tampak geram. Keduanya pun langsung menghakimi pria tersebut.

Belakangan diketahui terduga pelaku pelecehan seksual itu berinisial M (22) yang masih berstatus mahasiswa. Sementara, korban berinisial DA (21) yang juga berstatus mahasiswi.

Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Devi Sujana mengatakan, kasus dugaan pelecehan seksual ini berawal disaat korban sedang mengendarai motor seorang diri.

"Terlapor (M) kemudian menyalip pelapor (DA) dan terlapor langsung memegang bagian tubuh vital pelapor, menggunakan tangan kirinya dan setelah itu terlapor langsung melarikan diri," ungkap Devi dalam keterangannya, Kamis (22/2/2024).

Korban yang tidak terima kemudian mengejar pelaku. Korban menabrakkan motornya hingga keduanya terjatuh. Kemudian, warga pun langsung berdatangan.

"Pelapor mengejar terlapor dengan menggunakan kendaraan motornya. Dan kemudian pelapor menabrak motor terlapor sehingga pelapor dan terlapor jatuh langsung diamankan oleh sekuriti dan warga setempat," ucapnya.

Berdasarkan hasil keterangan terduga pelaku, awalnya dia mengira bahwa korban merupakan rekannya sehingga hendak menegur dengan menepuk pundaknya.

"Pada saat itu terlapor mengira pelapor merupakan temannya dan mengatakan memegang pundak kanannya. Namun pada saat terlapor melewati pelapor ternyata salah orang," bebernya.

Sementara, Kepala Biro Komunikasi dan Humas Unhas Makassar Ahmad Bahar membenarkan kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan M, mahasiswa aktif kampus almamater merah tersebut.

"Kasusnya itu di luar kampus, di Kera-kera, di perkampungan mahasiswa di belakang kampus. Kalau korban saya belum tahu persis, cuma pelaku memang mahasiswa," jelas Ahmad Bahar kepada Kompas.com dikonfirmasi terpisah.

Untuk saat ini, Unhas Makassar telah menyerahkan penuh kasus ini kepihak kepolisian untuk dilakukan penyelidikan dan proses hukum lebih lanjut.

"Iya betul itu informasinya, tapi sudah diserahkan petugas sekuriti ke Kepolisian, ditangani di Polresrtabes sekarang," tandasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau