MAKASSAR, KOMPAS.com - Guru Sekolah Dasar (SD) berinisial S yang dilaporkan ke polisi oleh orangtua siswa lantaran diduga melakukan aksi penganiayaan, rupanya juga membuat laporan polisi.
Guru bidang studi Bahasa Arab itu melaporkan orangtua murid tersebut ke Mapolrestabes Makassar dalam kasus dugaan penghinaan, pada Rabu (27/9/2023).
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Ridwan JM Hutagaol membenarkan perihal laporan yang dibuat S.
Baca juga: Guru MI di Makassar Diduga Cubit Siswa yang Main di Musala, Orangtua Korban Lapor Polisi
Kata dia, S mengaku diteriak-teriaki dengan kata makian saat bertemu dengan orangtua murid.
"Itu saling lapor, dia laporkan orangtua itu siswa, pokoknya dia (S) diteriak-teriaki begitulah," kata Ridwan saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (2/10/2023).
Kata Ridwan, untuk saat ini pihaknya masih melakukan upaya mediasi antara orangtua siswa dan guru tersebut.
"Sementara kita berupaya mediasikan dulu, kalau tidak ada yah kita sesuai prosedur saja. Intinya adanya saling lapor, kita masih upaya mediasi dulu," ucapnya.
Baca juga: Kemenag Selidiki Kebijakan Toilet Sekolah Berbayar di Pamekasan, Buntut Kasus Guru Dimutasi
Sebelumnya diberitakan, oknum guru di salah satu sekolah dasar (SD) swasta di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), dilaporkan ke polisi usai diduga melakukan aksi penganiayaan terhadap seorang siswa AA (7).
Oknum guru berinisial S itu dilaporkan orangtua siswa AA ke Mapolrestabes Makassar dengan bukti registrasi laporan polisi (LP) STBL/1999/IX/2023/RESKRIM RESTABES MKS/POLDA SULSEL, pada Senin (25/9/2023).
Ibu AA yakni berinisial ES (31) menceritakan bahwa peristiwa yang menimpa sang anak itu terjadi pada Sabtu (23/9/2023).
Sang putra diduga dianiaya oknum guru Bahasa Arab itu dengan cara dicubit di bagian pahanya hingga mengalami memar-memar.
Kata ES, pemicu oknum guru itu melakukan penganiayaan lantaran marah karena sang anak yang masih berusia 7 tahun bermain di dalam musala sekolah.
"Anak saya katanya sedang bermain di musala, terus dicubit sama gurunya. Terus gurunya bilang ini bukan panggung, ini tempat shalat. Dicubit berkali-kali, sebanyak empat kali. Teman-temannya lari," kata ES ditemui wartawan di bilangan Jalan KS Tubun, Kota Makassar, Sulsel, Sabtu (30/9/2023).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.