Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maudu Lompoa, Tradisi Maulid Nabi di Kabupaten Takalar

Kompas.com, 18 September 2023, 21:16 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Masyarakat Cikoang di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan memiliki tradisi khas sebagai puncak acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tradisi ini bernama Maudu Lompoa yang dalam bahasa Makassar maudu artinya maulid dan lompoa artinya besar, sehingga Maudu Lompoa berarti maulid besar.

Baca juga: Baayun Maulid, Tradisi Maulid Nabi di Kalimantan Selatan

Dalam prosesinya, Maudu Lompoa ini merupakan perpaduan antara unsur atraksi budaya dengan ritual-ritual keagamaan.

Sehingga tidak heran jika tradisi ini memiliki ciri khas dengan ritual Je'ne-je'ne Sappara (mandi pada bulan Syafar) dan julung-julung (perahu) yang dihias dengan meriah.

Baca juga: Tradisi Walima, Perayaan Maulid Nabi yang Jadi Magnet Wisata di Desa Bongo

Sejarah Tradisi Maudu Lompoa

Sejarah pelaksanaan Maudu Lompoa konon erat kaitannya dengan kehadiran seorang ulama Aceh bernama Sayyid Jalaluddin yang telah berjasa menyebarkan ajaran Islam di Cikoang.

Dilansir dari laman nu.or.id, Maudhu Lompoa ini berawal dari perayaan ka’do minyak yang dilakukan oleh Sayyid Jalaluddin pada tanggal 12 Rabiul Awal 1025 H, atau bertepatan dengan tanggal 11 November 1605.

Perayaan tersebut dihadiri oleh para pembesar sembilan kerajaan besar saat itu, yaitu Sumbawa, Gowa, Bone, Luwuk, Sanrobone, Buton, Galesong, Binamu dan Laikang.

Baca juga: Makam Sunan Gunung Jati dan Tradisi Panjang Jimat Saat Maulid Nabi

Lima belas tahun kemudian atau tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awal 1040 H (1620 M) pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad di Cikoang ini dinamakan Maudu Lompoa.

Fakta menarik lainnya, perayaan Maudhu Lompoa sempat dinyatakan sebagai upacara terlarang pada masa DI/TII.

Hal ini karena DI/TII pimpinan Kahar Muzakar menganggap perayaan ini bertentangan dengan ajaran agama karena mengandung bid’ah dan khurafat.

Pelaksanaan Tradisi Maudu Lompoa

Prosesi upacara Maudu Lompoa biasanya sudah dimulai sejak bulan Safar, dan memerlukan persiapan 40 hari sebelum acara puncak.

Dilansir dari laman Kemendikbud, persiapan diawali dengan melakukan Je'ne-je'ne Sappara atau mandi bulan safar oleh masyarakat Cikoang yang dipimpin sesepuh atau guru adat.

Selanjutnya, beberapa acara dilaksanakan sambil mempersiapkan berbagai kelengkapan Maudu Lompoa.

Hal ini seperti mempersiapkan ayam kampung yang akan dihidangkan pada puncak acara, di mana ayam tersebut harus dikurung selama 40 hari di tempat bersih dan diberi makan beras yang berkualitas bagus.

Ada juga prosesi angnganang baku yaitu membuat bakul sesaji dari daun lontar.

Selanjutnya, masyarakat akan menjemur padi dalam lingkaran pagar, dilanjutkan adengka ase, yakni menumbuk padi dengan lesung.

Warga setempat juga akan mengupas kelapa utuh yang ditanam sendiri (ammisa kalulu).

Tepat dua hari sebelum perayaan, masyarakat yang akan mengikuti Maudu Lompoa melakukan acara pemotongan ayam kampung dan menghias telur.

Ibu rumah tangga yang dibantu anak-anaknya akan mulai memasak. Perempuan-perempuan ini harus memakai sarung dalam keadaan bersih dan mengambil air wudhu sebelum memasak.

Prosesi memasak dilakukan di dalam ra’bang atau kolong rumah panggung dan tidak boleh keluar pagar.

Mereka akan mulai memasak nasi pamatara beserta lauknya, yakni ayam goreng, serta berbagai kue tradisional dengan menggunakan kayu bakar.

Beras yang dimasak pun sebelumnya harus dicuci tujuh kali dan air cuciannya ditampung dalam lubang yang sengaja dibuat dalam ra’bang.

Isi bakul disesuaikan jumlah keluarga tiap rumah, dengan setiap satu orang anggota keluarga harus dipotongkan satu ayam dan dimasakkan satu gantang (empat liter) beras.

Sedangkan jumlah telur hias disesuaikan dengan kemampuan masing-masing keluarga, umumnya minimal berjumlah 20 butir.

Selanjutnya, bakul berisi hidangan atau Baku Maudu itu akan dikumpulkan pada julung-julung yang akan diarak menuju pinggir Sungai Cikoang.

Julung-julung yang dihias dengan kain sarung warna-warni tidak hanya berisi Baku Maudu atau bakul berisi hidangan, namun juga diisi dengan perlengkapan sehari-hari dan hasil bumi,

Julung-julung yang sudah dihias dan terisi dengan lengkap nantinya akan dikumpulkan di sebuah titik yang menjadi tempat pelaksanaan Maudu Lompoa.

Isi dari julung-julung pun akan dibagikan kepada semua orang yang menghadiri acara Maudu Lompoa ini.

Sementara prosesi utama dalam rangkaian tradisi Maudu Lompoa adalah Zikkiri' dan Sura' Rate' yaitu i pembacaan kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW dan sejarah masuknya Islam di Cikoang.

Dilakukan pula pembacaaan shalawat yang ditujukan untuk Rasulullah Muhammad SAW.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW atau Maudu Lompoa Cikoang, kembali digelar Pemerintah Kabupaten Takalar, di Desa Cikoang, Kecamatan Mangarabombang, Minggu (10/1/2016). TRIBUN TIMUR/ WA ODE NURMIN Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW atau Maudu Lompoa Cikoang, kembali digelar Pemerintah Kabupaten Takalar, di Desa Cikoang, Kecamatan Mangarabombang, Minggu (10/1/2016).

Makna Tradisi Maudu Lompoa

Dilansir dari laman djkn.kemenkeu.go.id, makna tradisi Maudu Lompoa bagi masyarakat Cikoang bukan hanya sekedar peringatan tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Tradisi ini juga mengandung makna yang lebih mendalam terkait falsafah hidup yang sangat erat hubungannya dengan kejadian alam semesta dan permulaan pencipta roh manusia.

Julung-julung yang dihias menjadi simbol masuknya agama Islam khususnya di Takalar.

Isi dari julung-julung menjadi gambaran sejarah masa lalu ketika ajaran Islam dibawa masuk oleh para pedagang yang datangke wilayah Cikoang.

Sumber:
nu.or.id  
warisanbudaya.kemdikbud.go.id  
makassar.tribunnews.com  
djkn.kemenkeu.go.id

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau