Santi sekeluarga pun meminta ke salah satu warga bernama Mumun untuk menumpang di lahan miliknya dan membangun gubuk kecil semi permanen.
"Pernah dulu kontrak di luar sekitar 7 tahun, karena sudah dibangun perumahan jadi pindah lagi di sini, yang punya tanah dan minta izin tinggal di sini dan dibiarkan saya, tinggal seberapa lama," bebernya.
Sementara, pemilik tanah wakaf Masjid Nurul Azis dan perumahan Idham juga angkat bicara ihwal polemik tertutupnya akses jalan rumah Sabir dan keluarga.
Kata dia, sebelum bangunan masjid dikembangkan akses jalan dari rumah Sabir memang ada. Pertama dari arah masjid dan kedua dari arah pematang yang kini telah dibeli oleh pihak pengembang perumahan.
"Sudah disampaikan juga suatu saat itu nanti kamu harus pindah karena masjid akan berkembang dan tanah yang kosong itu akan bangun (perumahan), kalau ada pembeli," ucap Idham.
Peringatan, kata Idham, rupanya tak digubris oleh Sabir dan keluarga. Hingga akhirnya pihak pengembang perumahan membangun dan menutup akses jalan bagian depan rumah Sabir.
"Yang kemarin itu kita sudah mau pakai tanah (kita punya lahan) jadi akses jalan cuma ada di samping. Dulu akses ada bentuk lubang tapi masjid pengembangan jadi tertutup nah sebelum ditutup itu sudah dikasi tahu kamu harus pindah," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.