Ditemui terpisah, Dewan Pembina Masjid Nurul Azis Ismail menjelaskan bahwa akses jalan ke rumah keluarga Sabir bakal dibuka namun dengan jangka waktu 1 tahun.
"Jalan tersebut dibuka kembali sampai jangka waktu satu tahun atau hingga Sabir dan keluarga bisa mengumpulkan uang sebanyak Rp 12 juta," ucap Ismail.
Ismail bilang, setelah uang senilai Rp 12 juta itu terkumpul, berdasarkan perjanjian di pertemuan itu, keluarga Sabir bakal angkat kaki dari lahan yang selama ini mereka tinggali.
"Dari kesepakatan tadi, yang bertugas mencari kontrakan untuk Sabir dan keluarga adalah RT dan RW. Mereka akan dipindahkan dan tidak boleh lagi tinggal di dalam," jelasnya.
Saat tembok yang menutupi akses jalan rumah keluarga Sabir dirobohkan, isak tangis sang istri yakni Santi pun pecah.
Wanita 52 tahun itu bersujud sebagai rasa syukurnya permasalahan yang selama ini bisa mendapatkan solusi.
Beberapa warga juga tak bisa menahan tangis haru melihat raut wajah bahagia keluarga kecil itu. Sabir pun terlihat gemetar saat proses perobohan tembok bangunan.
Santi menjelaskan dirinya harus tetap bersyukur walaupun dirinya beserta keluarga kecil tidak memiliki waktu lama tinggal di lokasi yang sudah 20 tahun lebih didiaminya.
"Saya juga merasa syukur dan saya juga merasa sedih dengan berat hati meninggalkan ini. Sudah 20 tahun, karena yang punya tanah suruh tinggal, jadi saya merasa berat tinggalkan dan merasa sedih," ucap Santi.
Berbagai polemik muncul dalam perkara yang menimpa keluarga kecil Sabir. Menurut istri Sabir yakni Santi hampir tinggal selama 20 tahun di kawasan tersebut dirinya hanya punya satu akses jalan.
Jalan tersebut adalah jalan yang terhubung langsung dengan Masjid Nurul Azis. Seiring berjalannya waktu, pihak masjid juga melakukan pembangunan hingga akses jalan dari rumah mereka tertutup.
"Sebelum ada perumahan saya memang lewat situ. Dia (pengurus masjid) tambah-tambahi begitu mi sekarang," jelasnya.
Santi menjelaskan, sebelum tinggal di lahan yang dihibahkan tersebut. Awalnya mereka sekeluarga menempati rumah kontrakan tidak jauh dari tempatnya sekarang.
Namun, setelah dibangunnya perumahan mereka pun harus meninggalkan lokasi itu lantaran sudah dibeli oleh pihak pengembang.