Di kemudian hari, namanya diubah menjadi Bendara Raden Mas Antawirya (Raden Mas Ontowiryo). Sementara nama Islam Pangeran Diponegoro adalah Abdul Hamid.
Ia merupakan putra Raden Mas Surojo, yang ketika naik takhta bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono III.
Pangeran Diponegoro lahir dari pernikahan Sri Sultan Hamengkubuwono III dengan seorang seorang garwa ampeyan atau selir bernama Raden Ayu Mangkarawati yang berasal dari Pacitan.
Sosok putra Sultan Yogyakarta ini kemudian diwisuda sebagai pangeran dengan nama Bendara Pangeran Harya Dipanegara, setelah ayahnya naik takhta.
Namun berawal dari posisi ibunya yang bukanlah seorang permaisuri, Pangeran Harya Dipanegara atau Pangeran Diponegoro kemudian memilih tinggal di Tegalrejo daripada tinggal di keraton.
Ia tinggal berdekatan dengan eyang buyut putrinya, yakni Gusti Kanjeng Ratu Tegalrejo, permaisuri dari Sultan Hamengkubuwana I.
Hingga Pada 1825, Pangeran Diponegoro diketahui mulai mengobarkan perlawanan terhadap Belanda.
Perang Diponegoro atau Perang Jawa disebabkan tindakan pemerintah kolonial Belanda yang memasang patok-patok di atas lahan milik Pangeran Diponegoro di Desa Tegalrejo.
Perang Diponegoro pun disebut-sebut sebagai perang terbesar selama penjajahan Belanda di Indonesia.
Sayangnya, perjuangannya berakhir saat pasukan Pangeran Diponegoro dijepit di Magelang oleh Jenderal de Kock.
Demi membebaskan sisa pasukannya, Pangeran Diponegoro rela menyerahkan diri dan kemudian diasingkan ke Makassar, tepatnya di Benteng Fort Rotterdam.
Dilansir dari laman budaya.jogjaprov.go.id, Pangeran Diponegoro diketahui menjalani pengasingan di Makassar selama hampir 25 tahun yaitu sejak tanggal 12 Juni 1830.
Dalam pengawasan yang sangat ketat, Pangeran Diponegoro akhirnya meninggal dunia dalam pengasingannya di Makassar karena usia tua pada 8 Januari 1855.
Dilansir dari laman dprd-diy.go.id, Juru kunci makam, R Hamzah Diponegoro yang juga generasi kelima Pangeran Diponegoro menjelaskan, pada awalnya tidak ada masyarakat yang tahu jika Pangeran Diponegoro diasingkan di Benteng Fort Rotterdam.
Baru setelah Pangeran Diponegoro meninggal, warga dan masyarakat mengetahui adanya pejuang yang selama ini hidup di pengasingan.
Sumber:
budaya.jogjaprov.go.id
dprd-diy.go.id
jogja.tribunnews.com
gramedia.com
regional.kompas.com Editor : Maya Citra Rosa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.