MAKASSAR, KOMPAS.com- Seorang ibu rumah tangga (IRT) berinisial SA (47) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) ditangkap polisi usai melakukan aksi penganiayaan menggunakan senjata tajam.
SA dibekuk di kediamannya di Jalan Poros Katimbang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulsel pada Senin (13/5/20234).
Baca juga: Adik yang Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten Alami Gangguan Jiwa
Korban yang juga merupakan seorang IRT berinisial NA (53) itu mengalami luka sabetan senjata tajam di bagian lengan kanannya dan kini harus menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya Makassar.
Kanit Reskrim Polsek Biringkanaya Iptu Syuryadi Syamal mengatakan, pelaku saat ini masih dilakukan pemeriksaan intensif di Mapolsek Biringkanaya.
"Korban dan pelaku masih bertetangga, yang membuat laporan anak kandung korban. Pelakunya sudah diamankan, kalau korban sementara masih dirawat," kata Syuryadi saat dikonfirmasi, Selasa (14/5/2024) malam.
Berdasarkan informasi, kasus ini bermula saat anak korban sedang bermain dan tidak sengaja menginjak gabah milik pelaku yang sedang dijemur.
Anak korban pun dimaki-maki dengan kata kasar. Mendengar kegaduhan itu, korban pun keluar dan menegur sikap pelaku.
Tak terima ditegur, pelaku pun langsung mengambil pisau dan menyerang korban secara membabi buta hingga mengalami luka terbuka.
"Ada diamankan barang bukti berupa satu buah pisau dapur yang digunakan menganiaya korban," ucap Syuryadi.
Baca juga: Motif BP Aniaya 2 Pengamen hingga Tewas di Prambanan, Sakit Hati Anak Dibentak
Sementara, anak korban NA yakni Nur Ipah (28) menjelaskan, perselisihan ibunya dan pelaku memang sudah kerap terjadi. Namun, baru sekarang yang paling parah.
"Iya (sering bermasalah) itu. Masalah anak-anak biasa, yang saya dengar itu pernah ada kasih bunyi petasan, kemudian ibu saya tidak terima di lapor sana sini," jelas Nur Ipah dikonfirmasi awak media.
Kata dia, kondisi sang ibu kini sudah membaik pasca menjalani operasi selama kurang lebih lima jam.
"Baru-baru sudah dioperasi. Belum tahu ini, operasinya tadi hampir lima jam," tandasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang