Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikunjungi Ganjar, Ketua DPD PDI-P Sulsel: Kami Solid Menangi Pilpres 2024

Kompas.com, 28 April 2023, 23:54 WIB
Darsil Yahya M.,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Ridwan Wittiri meminta semua kader all out mendukung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.

"PDI-P secara serius menghadapi pemilu dan pilpres," ucapnya kepada awak media saat menerima kunjungan silaturhami Capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo di Sekretariat DPD PDI Perjuangan Sulsel di Jalan Gunung Bawakaraeng, Kota Makassar, Jum'at (28/4/2024) malam.

Dia mengatakan, setiap kader wajib hukumnya untuk memenangkan Ganjar pada Pilpres mendatang.

Baca juga: Kunjungi Makassar, Ganjar: Harus Hattrick, Wajib Menang Pileg Termasuk Eksekutif

"Kami mengawal dan memenangkan Ganjar Pranowo di Pilpres, wajib hukumnya. Tidak boleh main-main. Kami solid memenangkan Pilpres 2024," tegas Ridwan Wittiri.

Sebelumnya diberitakan, Ganjar Pranowo melakukan kunjungan politik ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) usai ditetapkan sebagai capres PDI-P. Ganjar menyambangi Sekretariat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P Sulsel di Jalan Gunung Bawakaraeng, Kota Makassar, Jum'at (28/4/2024) malam. 

Ganjar diterima langsung oleh Ketua DPD PDI-P Sulsel, Andi Ridwan Wittiri, Sekretaris DPD PDI-P Sulsel, Rudy Pieter Goni serta pengurus dari DPD serta DPC Kabupaten/Kota. 

Ganjar mengatakan silaturahmi ini merupakan agenda poltik pertamanya setelah resmi ditetapkan sebagai Capres PDI Perjuangan oleh Ketum PDI Perjuangan Megawati pada Jumat (21/4/2023).

"Agenda pertama kita,bisa silaturahmi dengan kawan-kawan dari DPD PDI Perjuangan Sulawesi Selatan," ucapnya kepada awak media.

Ganjar mengaku, agenda silaturahmi ini baru permulaan. Kedepan ia dan para kader partai berlambang banteng ini akan membuat agenda pertemuan secara formal.

"Ini baru permulaan silaturahmi tapi nanti akan dilakukan jadwal yang sifatnya khusus," ujar dia.

Menurutnya, Sulawesi Selatan khususnya Kota Makassar salah satu daerah di Indonesia yang punya kesan sendiri baginya. Apalagi ia pernah diberi gelar kehormatan Daeng Manaba.

Baca juga: Prediksi Puncak Arus Balik pada Akhir Pekan Ini, Ganjar Minta Pemudik Jaga Kondisi Tubuh dan Cek Kendaraan

"Karena Sulawesi Selatan selalu menarik, karena dulu saya dikasi gelar Daeng Manaba makanya pengin terus kembali ke Sulawesi Selatan. Luar biasa, kalau ke Makassar selalu merasa semangat. Ewako," tandasnya.

Sebagai Capres PDI Perjuangan, Gubernur Jawa Tengah ini juga mengaku mendapat amanah untuk bisa hattrick memenangi pemilu. 

"Tugas ini, tugas bersama kita, harus hattrick, wajib harus menang. Pileg termasuk eksekutif. Dan kalau kemudian kita menangkan hattrick, maka kesempatan kita meneruskan program Pak Jokowi dan mewujukan cita-cita yang belum tuntas," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau