Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Es Terjadi di Toraja Utara, Warga: Besarnya seperti Kelereng

Kompas.com - 04/04/2023, 06:33 WIB
Amran Amir,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

TORAJA UTARA, KOMPAS.com – Fenomena Hujan Es terjadi di Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, pada Senin (3/4/2023) sore. Hujan es  ini sempat direkam oleh warga dan diunggah melalui media sosial Facebook.

Seorang warga Rantepao, Agung mengatakan hujan es terjadi sekitar pukul 17.45 Wita. Saat itu hujan deras disertai angin kencang yang melanda Rantepao, Toraja Utara.

“Ada bunyi keras dari atap rumah tidak seperti biasanya kalau hujan. Saya lihat di luar rumah ada butiran es yang jatuh dari atap. Besarnya seperti kelereng. Bahkan ada yang lebih besar,” kata Agung, Senin.

Agung mengatakan terjadinya Hujan Es berlangsung cukup lama kemudian disusul hujan biasa.

Baca juga: Pekanbaru Dilanda Hujan Es, Warga Terkejut

"Cukup lama juga hujan es berlangsung, ada sekitar setengah jam. Setelah hujan es kembali terjadi hujan seperti biasa,” ucap Agung.

Pengamat cuaca dari Stasiun Meteorologi Toraja, Saefudin mengatakan, fenomena hujan es terjadi sebagai dampak pertumbuhan awan cumulonimbus dengan jangkauan luas hingga 10 km. Dia mengatakan fenomena ini merupakan hal biasa yang terjadi bersamaan saat hujan lebat.

"Sejumlah warga Toraja Utara juga tadi melaporkan fenomena alam itu. Dari pengamatan data image satelit Himawari, terjadi fase tumbuh awan cumulunimbus di seluruh wilayah Toraja. Pada fase matang inilah cuaca hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang serta fenomena hujan es terjadi," ujar Saefuddin.

Dia menjelaskan hujan es terjadi saat udara hangat, lembab dan labil di permukaan bumi.  Kemudian pengaruh pemanasan bumi yang sangat kuat akibat radiasi matahari akan mengangkat massa udara tersebut ke atmosfer.

“Sampai di atmosfer, massa udara tersebut akan mengalami pendinginan. Kemudian terjadi kondensasi, maka akan terbentuk titik-titik air yang terlihat sebagai awan Cumulonimbus (Cb). Oleh karena kuatnya energi dorongan ke atas, saat terjadi proses konveksi, maka puncak awan sangat tinggi hingga mencapai freezing level atau tingkat pembekuan,” tutur Saefuddin.

"Freezing level ini selanjutnya terbentuk kristal-kristal es dengan ukuran yang cukup besar. Tapi saat sampai ke permukaan tanah ukuran bongkahan es tersebut akan lebih kecil karena terjadi gesekan di udara, sehingga mencair," jelas Saefuddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Sederet Fakta Oknum TNI AL Tembak 2 Remaja di Makassar, 1 Korban Tewas

Sederet Fakta Oknum TNI AL Tembak 2 Remaja di Makassar, 1 Korban Tewas

Makassar
Buaya Muara Sepanjang 3,6 Meter Dievakuasi di Bolaang Mongondow

Buaya Muara Sepanjang 3,6 Meter Dievakuasi di Bolaang Mongondow

Makassar
Korban Longsor Desa Buntu Sarek Latimojong Luwu Pilih Jalan Kaki untuk Mengungsi

Korban Longsor Desa Buntu Sarek Latimojong Luwu Pilih Jalan Kaki untuk Mengungsi

Makassar
Dinyatakan Sembuh, 40 Balita yang Keracunan Bubur di Majene Dipulangkan

Dinyatakan Sembuh, 40 Balita yang Keracunan Bubur di Majene Dipulangkan

Makassar
Cerita Warga, Detik-detik Remaja di Makassar Tewas Ditembak Oknum TNI AL

Cerita Warga, Detik-detik Remaja di Makassar Tewas Ditembak Oknum TNI AL

Makassar
Begini Sosok Anggota TNI AL yang Tembak 2 Remaja di Mata Tetangga

Begini Sosok Anggota TNI AL yang Tembak 2 Remaja di Mata Tetangga

Makassar
Gempa M 4,5 Guncang Gorontalo, Akibat Deformasi Batuan Lempeng Laut Sulawesi

Gempa M 4,5 Guncang Gorontalo, Akibat Deformasi Batuan Lempeng Laut Sulawesi

Makassar
Eks Kepala Desa di Mamuju Ditangkap Usai Korupsi Dana Desa

Eks Kepala Desa di Mamuju Ditangkap Usai Korupsi Dana Desa

Makassar
Update Kasus Keracunan Massal Balita di Majene, Ini Hasil Lab BPOM

Update Kasus Keracunan Massal Balita di Majene, Ini Hasil Lab BPOM

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Olly Dondokambey Beri Sinyal Wagub Steven Kandouw Jadi Cagub Sulut 2024

Olly Dondokambey Beri Sinyal Wagub Steven Kandouw Jadi Cagub Sulut 2024

Makassar
Tangis Haru Para Pengungsi di Luwu Saat Dievakuasi ke Posko Induk

Tangis Haru Para Pengungsi di Luwu Saat Dievakuasi ke Posko Induk

Makassar
Cerita Kakak Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar, Adiknya Sudah Dibidik

Cerita Kakak Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar, Adiknya Sudah Dibidik

Makassar
Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar Telah Jalani Operasi Pengangkatan Proyektil Peluru

Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar Telah Jalani Operasi Pengangkatan Proyektil Peluru

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com