Saat sedang bertugas sambil bermain bersama sepupunya, A (12), tiba-tiba mereka dihampiri oleh AD yang mengendarai sepeda motor.
AD mengajak korban untuk membantunya membersihkan rumah dengan tawaran imbalan Rp 50.000.
Tak mengetahui niat jahat pelaku, MFS pun menyetujui tawaran tersebut. Dia kemudian naik ke motor AD, meninggalkan sepupunya yang memilih tetap tinggal di halaman minimarket.
Baca juga: Kronologi Pembunuhan Bocah 11 Tahun di Makassar oleh 2 Remaja, Kepala Korban Dibeturkan ke Tembok
Malam datang, tapi MFS tak kunjung pulang. A memutuskan untuk kembali ke rumah. Dia pun kemudian mengunjungi rumah MFS, menyampaikan kronologi hilangnya korban kepada keluarga MFS.
"A yang dia temani datang ke sini, dia bilang sama neneknya kalau MFS hilang ada yang panggil membersihkan rumah dan dijanjikan uang Rp 50.000," ujar tante korban, Erni (31).
"Terus (A bilang), 'saya juga ditawari tapi saya tidak mau," imbuhnya.
Keesokan harinya, Senin (9/1/2023), setelah 24 jam MFS tak kembali ke rumah, pihak keluarga pun melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Panakkukang.
Mendapat laporan tersebut, Unit Resmob Polsek Panakkukang bergegas menyelidiki keberadaan korban, sedangkan pihak keluarga menyebarkan informasi hilangnya MFS melalui WhatsApp.
Baca juga: Culik dan Bunuh Bocah 11 Tahun, 2 Remaja di Makassar Ingin Jual Organ Tubuh Korban
Polisi kemudian memeriksa CCTV yang terpasang di minimarket tempat korban bekerja sebagai juru parkir.
Dari petunjuk itulah, polisi mendatangi rumah pelaku, AD, yang terletak di Jalan Batua Raya 7. Usai diinterogasi, pelaku pun akhirnya mengakui telah membunuh MFS dengan cara mencekik dan membenturkan kepala korban ke tembok.
AD mengaku, dia dibantu seorang adik kelasnya di SMA, MF (14), saat melakukan tindakan kejam tersebut.
MF yang tengah tertidur pulas di rumahnya yang ada di Jl Ujung Bori, Kelurahan Bitoa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulsel, itu pun turut dijemput polisi.
Keduanya pun menyampaikan bahwa mereka telah membuang jasad korban di bawah jembatan Nipa-nipa.
Baca juga: Diculik, Bocah 11 Tahun di Makassar Ditemukan Tewas Terbungkus Kantong Plastik
Berdasarkan keterangannya kepada pihak kepolisian, AD mengaku nekat melakukan aksi tersebut lantaran tergiur uang yang dijanjikan oleh situs jual beli organ tubuh manusia.
"Masuk di Yandex terus ketik Organ Sell, di situ harganya 80 ribu dollar (sekitar Rp 1,2 miliar)," terang AD.
Dia bermaksud menjual beberapa organ tubuh korban, seperti ginjal dan paru-paru.
"Ada ginjal, paru-paru juga," ungkapnya sembari tertunduk.
Akan tetapi, saat menawarkan organ yang akan dijualnya, AD tak mendapat respons dari calon pembelinya tersebut.
Artikel ini telah tayang di TribunMakassar.com dengan judul "Cerita Tragis Dewa, Korban Penculikan Anak di Makassar, Dibunuh saat Nyambi Jadi Juru Parkir"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.