Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tewas dalam Tarik Tambang IKA Unhas adalah Ketua RT

Kompas.com, 18 Desember 2022, 17:30 WIB
Hendra Cipto,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Korban meninggal dunia dalam lomba tarik tambang yang diselenggarakan Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA UNHAS) Sulawesi Selatan adalah seorang ketua RT.

Acara tersebut sedianya digelar untuk memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan melibatkan 5.000 orang peserta.

Baca juga: Selain 1 Orang Tewas, 4 Peserta Lomba Tarik Tambang IKA Unhas Luka-luka

Korban tewas merupakan ketua RT 001/RW 007, Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini, Masita.

Korban meninggal dunia lantaran kepala terbentur pembatas jalan (separator).

"Tidak ada yang menduga ada insiden seperti ini, saya mengucapkan dukacita yang mendalam. Apalagi beliau ini kader PKK dan Ketua RT yang berdedikasi, jadi saya merasa sangat kehilangan," ujar Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto di rumah duka, Minggu.

Sedangkan korban luka yang dirawat di RS Pelamonia yakni, Nur Salmi (48) warga Jalan AMD Nomor 57 KO Nipa Nipa dengan luka robek di atas bibir kiri dan luka patah pada bagian bahu kiri bekas benturan di kepala.

Kemudian, Jumriah (51), warga Jalan Pelita 3 Utara Lr 3  Nomor 13 yang menderita luka patah bagian kaki kanan, dan Sabir (62) warga Permata Hujau Permai blok D3 Nomor 18 mengalami bengkak pada bagian kaki.

Baca juga: Seorang Peserta Lomba Tarik Tambang IKA UNHAS Makassar Tewas, Kepalanya Terbentur Pembatas Jalan

Selain di RS Labuang Baji, 10 orang korban luka dirawat di RS Pelamonia yakni Patahuddin (Ketua RT 006/RW 013, Kelurahan Bulu Rokeng, Kecamatan Biringkanaya) menderita luka lecet, Abd Rahman (Ketua RW 001/RT 002, Kelurahan Bulu Rokeng, Kecamatan Biringkanaya) menderita luka lecet, Wahida (Ketua RT 001/RW005, Kelurahan Rappocini, Kecamatan Rappocini) menderita luka lecet.

Lalu Baharuddin (ketua RT 003/RW003, Kelurahan Karuwisi Utara, Kecamatan Panakkukang) menderita luka lecet, Mahmud (Ketua RT 001/RW 003, Kelurahan Mappala, Kacamatan Rappocini) menderita luka lecet, Nurkholis (Ketua RT 004/RW 009, Kelurahan Mappala, Kecamatan Rappocini) menderita luka lecet.

M. Ihksan (Ketua RT 003/RW 009, Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Rappocini) menderita luka lecet, Hamid (Ketua RT 007/RW 005, Kelurahan Tamamaung, Kecamatan Panakkukang) menderita luka robek di kaki, Aisyah putri (15) dan Iwan Rahim (58) warga Jalan Buruh menderita luka lecet.

Wakil Ketua Pengurus Wilayah IKA Unhas Sulsel, Rahmansyah yang dikonfirmasi enggan berkomentar. Meski berkali-kali dihubungi, Rahmansyah enggan menanggapi wartawan.

"Lagi berduka, nanti saya telepon," singkatnya ketika dikonfirmasi lewat telepon selularnya.

Sementara itu, Kasi Humas Polrestabes Makassar, AKP Lando KS mengatakan, hasil pengecekan di lapangan, terdapat 9 korban dalam insiden lomba tarik tambang IKA Unhas tersebut.

"Dari hasil pengecekan, 1 orang meninggal dunia, 7 orang luka lecet dan 1 luka robek pada kaki kanan," katanya melalui WhatsApp.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau