Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 2 Bulan Tak Ada Penerbangan ke Selayar, Bupati Ungkap Penyebabnya

Kompas.com, 29 Agustus 2022, 11:41 WIB
Hendra Cipto,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SELAYAR, KOMPAS.com - Selama dua bulan terakhir ini, tidak ada penerbangan dari Kota Makassar menuju Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pasalnya, maskapai menutup penerbangan ke Bandara H Aeroppala, Kepulauan Selayar. 

Bupati Selayar, Basli Ali yang dikonfirmasi, Jumat (26/8/2022) mengatakan telah bersurat ke pihak maskapai terkait penutupan tersebut tapi belum mendapatkan respons. 

Dia menilai maskapai dengan keterbatasan pesawat memilih rute penerbangan lainnya. Apalagi saat ini daerah lainnya juga  berlomba-lomba membangun bandara sendiri.

Baca juga: Pj Gubernur Aceh Minta Menhub Buka Bandara SIM sebagai Pintu Masuk Penerbangan Internasional

"Saya melihat, daerah lain berlomba-lomba membangun bandara. Sedangkan pihak maskapai terbatas mempunyai pesawat. Saya melihat ada kerja sama dengan rute yang dituju, seperti booking sheet. Sehingga pihak maskapai lebih memilih jalur seperti itu semacam ada subsidi," ungkapnya.

Basli Ali menilai, tentunya maskapai tidak mau rugi sehingga memilih rute penerbangan ke daerah lainnya yang telah booking sheet 60 sampai 70 persen.

Dia pun sudah bersurat kepada Gubernur Sulsel untuk disiapkan anggaran subsidi penerbangan ke Kepulauan Selayar. 

"Saya juga sudah bersurat ke Gubernur Sulsel, untuk dibantu dalam rangka pemberian subsidi juga. Saya juga sudah sampaikan ke Sekretaris Daerah, agar anggaran tahun 2023 disiapkan untuk subsidi penerbangan ke Selayar. Sehingga maskapai penerbangan mau melirik rute penerbangan ke Selayar," katanya.

Di sisi lain, saat ini harga tiket pesawat sangat mahal. Misalnya saja penerbangan dari Kota Makassar ke Kepulauan Selayar, harga tiket sudah hampir Rp 1 juta.

Mahalnya harga tiket ini pun bukan hanya tujuan Selayar saja, melainkan juga ke daerah lainnya.

"Tentu harga tiket seperti ini memberatkan masyarakat. Sehingga lebih memilih dari Kota Makassar ke Selayar dengan menggunakan jalur darat yang hanya memakan biaya Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu," jelasnya.

Saat ini Kondisi Bandara H Aeroppala sepi, namun pegawai dari kementerian perhubungan tetap ada di bandara tersebut.

Sebelum pandemi Covid-19, papar Basli Ali, setiap harinya ada tiga  penerbangan ke Kabupaten Kepulauan Selayar dengan harga tiket Rp 400 ribu hingga Rp 600 ribu. Tetapi setelah pandemi, penerbangan ke Selayar tidak setiap hari lagi karena persyaratannya macam-macam.

"Hingga kini tidak ada lagi penerbangan ke Selayar, padahal pariwisata kita mulai berkembang. Tapi pesawat juga terkadang juga delay atau cancel penerbangan, sehingga orang-orang yang menyiapkan perjalanannya ke Selayar kecewa. Jadi semuanya menjadi kacau," tambahnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ada Sekolah Memprihatinkan di Gowa, Mirip Kandang Kambing, Cuma Punya 1 Guru
Ada Sekolah Memprihatinkan di Gowa, Mirip Kandang Kambing, Cuma Punya 1 Guru
Makassar
Bawa Sajam dan Serang Polisi dengan Panah Saat Konvoi, Geng Motor di Makassar Dilumpuhkan
Bawa Sajam dan Serang Polisi dengan Panah Saat Konvoi, Geng Motor di Makassar Dilumpuhkan
Makassar
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Diduga Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Pergi ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau