Dalam perjalanan di antara dua kerajaan itu, Raja yang ahli strategi sangat tertarik dengan pelabuhan yang ada di sana.
Sang raja lantas berujar “bajiki ni pare” yang artinya pelabuhan di kawasan ini dibuat dengan baik.
Kota Parepare merupakan tempat kelahiran Presiden RI ke-3, BJ Habibie. Dia lahir di Parepare pada tanggal 25 Juni 1936.
Habibie merupakan presiden RI pertama yang lahir bukan dari Pulau Jawa, dan merupakan presiden pertama di era Reformasi.
Sebelum jadi presiden, Habibie merupakan wakil preisden ke-7 yang mendampingi masa jabatan terakhir Presiden Soeharto.
Habibie dikenal sebagai sosok yang cerdas, dan menginisiasi pembuatan pesawat karya dalam negeri bernama N250 Gatotkaca.
Penduduk Kota Parepare pada tahun 2019 mencapai 145.178 jiwa, yang menghuni daerah seluas 99,33 kilometer persegi.
Penduduk Kota Parepare terdiri dari beragam etnis, mulai dari Bugis, Makassar, Mandar, Toraja, Tionghoa, dan sebagainya.
Bahasa resmi instansi pemerintahan yang digunakan di Kota Parepare adalah bahasa Indonesia.
Namun demikian, bahasa daerah yang banyak digunakan di kota ini adalah bahasa Bugis, khususnya dengan dialek Parepare.
Kota Parepare memiliki sejumlah bangunan yang telah ditetapkan menjadi situs cagar budaya.
Cagar budaya adalah sebuah benda fisik yang merupakan bagian dari warisan budaya suatu kelompok atau masyarakat.
Barang atau benda fisik itu bisa berbentuk bangunan bersejarah, karya seni, situs arkeologi, perpustakaan, bahkan museum.
Cagar budaya di Parepare antara lain Makam Batu Lacincing, Makam Arung Matoa Wajo, Makam Wentenri Leleang.
Lalu Leang Karunrung, Situs Bunker Jepang, Situs Bunker Bahan Bakar Jepang, Gudang Mesiu, Hotel Siswa, Rumah Kodok, Lapas Lama, Kantor Pos Pertama.