Penulis
Tetapi saat Kesultanan Demak diteruskan Kesultanan Pajang, Kesultanan Banjar tidak lagi mengirimkan upeti ke Jawa.
Karena memiliki kekuatan di bidang militer dan ekonomi, Sultan Banjar mengklaim bahwa Sambas, Lawai, Sukadana, Kotawaringin, Pembuang, Sampit, Mendawai, kahayan Hilir dan Kahayan Hulu, Kutai, Pasir, Pulau Laut, Satui, Asam Asam, Kintap, dan Swarangan sebagai wilayah yang ditahlukkan Kerajaan Banjarmasin. Hal ini terjadi pada 1636.
Di samping menghadapi rencana serbuan-sebuan dari Mataram, Kesultanan Banjarmasin juga harus menghadapi Belanda.
Pada 1637, Banjarmasin dan Mataram mengadakan perdamaian setelah hubungan yang tegang selama bertahun-tahun.
Perang Makassar 1660-1669 menyebabkan banyak pedagang pindah dari Somba Opu, pelabuhan Gowa ke Banjarmasin.
Baca juga: Kesultanan Banjar: Sejarah, Sistem Pemerintahan, dan Masa Kejayaan
Mata uang yang beredar di Kesultanan Banjar disebut doit.
Kesultanan Banjar merupakan kerajaan terkuat di pulau Kalimantan. Sultan Banjar menggunakan perkakas kerajaan yang bergaya Hindu.
Sumber : https://p2k.unhamzah.ac.id/i dan https://intisari.grid.id/rea
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang