Dikutip dari Tribun Manado, Nasrun Sandiah, antropolog dari Universitas Sam Ratulangi, di Sulawesi Utara mengatakan ad tiga suku bangsa yang mendiami Kepulauan Sangihe dan Talaud, Bolaang Mongondow, dan Minahasa.
Dari tiga wilayah tersebut, masyarakat di Kepulauan Sangihe dan Talaud dan Bolaang Mongondow mempunyai akar sejarah yang panjang dalam bentukan kerajaan.
Catatan sejarah menunjukkan Kerajaan Tabukan, Bohontehu, Kendahe, Tahuna, Manganitu, Siau, dan Tagulandang berdiri di sepanjang Kepulauan Sangihe dan Talaud sebelum tahuh 1.500.
Baca juga: Anak Mantan Bupati Sangihe Ditangkap, Diduga Kasus Pertambangan Ilegal
Dari legenda yang diyakini masyarakat Sangihe, Gumansalangi adalah orang uang pertama tinggal di Sangihe.
Dikutip dari sangihekab.go.id, cerita Gumansalangi pertama kali diterjemahkan Desember 1993 di Biola University – Los Angles.
Kisah Gumansalangi terbaru ditulis oleh Kenneth R. Maryott, seorang berkebangsaan Amerika yang bekerja sebagai dosen bahasa Inggris di Philliphin dalam buku yang berjudul “ Manga w?keng Asa? ‘u Tau Sangih? “.
Cerita tersebut ditulis berdasarkan penuturan dari Haremson E
Buku tersebut ditulis dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Sangihe, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
Baca juga: Kapal Kandas di Pelabuhan Bukide Sangihe, 72 Penumpang Dievakuasi
Ada juga cerita Makaampo yang pertama kali ditulis dan dipublikasikan dengan judul “B?keng Makaampo (The Story of Makaampo)”.
Cerita Makaampo beradal dalam artikel journal Majalah Bijdragen tot de taal,- Land – en Volkendkunde, Volume 113 (1957).
Diceritakan Gumansalangi mendirikan kerajaan pada tahun 1300 dengan wilayan kekuasaan hingga ke Malurung yang masuk wilayah Pulau Balut Filipina.
Cerita lan menyebutkan jika Gumansalangi adalah abak dari raja kerajaan kecil di wilayah Filipina bagian selatan.
Baca juga: Gempa Magnitudo 6,3 Guncang Kepulauan Sangihe, Terasa hingga Manado dan Bitung
Sang raja menikah lagi setelah permaisurinya meninggal. Saat itu Gumansalangi disingkirkan.
Ia pun diselematkan dan akhirnya menikah dengan seorang putri puteri cantik yang dikenal degan nama Konda Wulaeng atau Sangiang Ondo Wasa (puteri perintang malam ) putri khayangan.
Mereka menikah lalu dinobatkan menjadi Kasili M?d?lu dan Sangiang M?ngkila yang berarti Putra Guntur dan Putri Kilat. Cerita ini juga menjadi bagian dari lahirnya nama Sangihe.
Baca juga: Natuna, Sangihe Talaud, dan Morotai Jadi Opsi Pulau Isolasi Penyakit Menular
Sangihe memiliki beberapa tempat wisata yang indah yang sebagai besar adalah pantai dengan pasir putih menawan.
Seperti Pulau Mandaku, Boluevard Tahuna, Pantai Embuhanga, Bukide Batu, Pantai Pananuareng, dan Pantai Malahi.
Selain pantai ada juga Puncak Pusunge, Puncak Lose, air terjuna Sura Kakewang, air terjun Kadadima, Bowong Banua, dan Gunung Awu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.