KOMPAS.com - Nama Aprilia Manganang menjadi perhatian publik setelah ia dinyatakan berjenis kelamin laki-laki.
Aprilia adalah atlet voli berprestasi yang saat ini menjadi prajurit TNI aktif dengan pangkat sersan dua (serda).
Aprilia Manganang ternyata mengidap hipospadia atau kelainan organ reproduksi ketika dilahirkan.
Dari hasil pemeriksaan medis menunjukkan Aprilia Manganang lebih memiliki organ tubuh laki-laki dan memiliki kadar hormon testosteron yang lebih tinggi
Baca juga: Perjalanan Aprilia Manganang, Gabung TNI AD Berkat Prestasi Voli
Aprilia lahir di Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.
Saat Aprilia lahir, sang ayah, Akip Zambrut Mangangan bekerja sebagai buruh tani lepas.
Sedangkan ibunya Suryati Lano adalah seorang asisten rumah tangga yang terkadang berjualan pisang goreng untuk menyambung hidup keluarga.
Baca juga: Profil dan Perjalanan Karier Aprilia Manganang....
Tahuna berjarak sekitar 142 mil laut dari ibukota Provinsi Sulawesi Utara, Manado. Atau sekitar 251 kilometer dari Manado.
Tahuna dikategorikan sebagai daerah perbatasan karena berada di antara Pulau Sulawesi dan Mindano yang masuk Republik Filipina.
Kepulauan Sangihe memiliki gugusan pulau yang indah. Total ada 105 pulau di Sangihe dan yang berpenghuni ada 26 pulau.
Baca juga: BMKG Peringatkan Potensi Gelombang 6 Meter di Perairan Talaud, Sangihe dan Maluku
Jika menggunakan jalur laut, dari Pelabuhan Manado harus menempuh perjalanan sekitar 10 jam dengan kapal malam atau 7 jam perjalanan dengan kapal cepat di pagi hari.
Jika menggunakan jalur udara, penebangan dari Bandara Sam Ratulangi ke Sangihe membunutuhkan waktu sekitar 60 menit.
Sebelum tahun 2002, wilayah tersebut masuk Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud. Lalu dimekarkan menjadi Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud.
Pada tahun 2007, Kabupaten Sangihe kembali dimekarkan menjadi Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.
Baca juga: Gelombang Pasang di Sangihe, Jalan Aspal Tergerus
Dari tiga wilayah tersebut, masyarakat di Kepulauan Sangihe dan Talaud dan Bolaang Mongondow mempunyai akar sejarah yang panjang dalam bentukan kerajaan.
Catatan sejarah menunjukkan Kerajaan Tabukan, Bohontehu, Kendahe, Tahuna, Manganitu, Siau, dan Tagulandang berdiri di sepanjang Kepulauan Sangihe dan Talaud sebelum tahuh 1.500.
Baca juga: Anak Mantan Bupati Sangihe Ditangkap, Diduga Kasus Pertambangan Ilegal
Dari legenda yang diyakini masyarakat Sangihe, Gumansalangi adalah orang uang pertama tinggal di Sangihe.
Dikutip dari sangihekab.go.id, cerita Gumansalangi pertama kali diterjemahkan Desember 1993 di Biola University – Los Angles.
Kisah Gumansalangi terbaru ditulis oleh Kenneth R. Maryott, seorang berkebangsaan Amerika yang bekerja sebagai dosen bahasa Inggris di Philliphin dalam buku yang berjudul “ Manga w?keng Asa? ‘u Tau Sangih? “.
Cerita tersebut ditulis berdasarkan penuturan dari Haremson E
Buku tersebut ditulis dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Sangihe, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
Baca juga: Kapal Kandas di Pelabuhan Bukide Sangihe, 72 Penumpang Dievakuasi
Ada juga cerita Makaampo yang pertama kali ditulis dan dipublikasikan dengan judul “B?keng Makaampo (The Story of Makaampo)”.
Cerita Makaampo beradal dalam artikel journal Majalah Bijdragen tot de taal,- Land – en Volkendkunde, Volume 113 (1957).
Diceritakan Gumansalangi mendirikan kerajaan pada tahun 1300 dengan wilayan kekuasaan hingga ke Malurung yang masuk wilayah Pulau Balut Filipina.
Cerita lan menyebutkan jika Gumansalangi adalah abak dari raja kerajaan kecil di wilayah Filipina bagian selatan.
Baca juga: Gempa Magnitudo 6,3 Guncang Kepulauan Sangihe, Terasa hingga Manado dan Bitung
Sang raja menikah lagi setelah permaisurinya meninggal. Saat itu Gumansalangi disingkirkan.
Ia pun diselematkan dan akhirnya menikah dengan seorang putri puteri cantik yang dikenal degan nama Konda Wulaeng atau Sangiang Ondo Wasa (puteri perintang malam ) putri khayangan.
Mereka menikah lalu dinobatkan menjadi Kasili M?d?lu dan Sangiang M?ngkila yang berarti Putra Guntur dan Putri Kilat. Cerita ini juga menjadi bagian dari lahirnya nama Sangihe.
Baca juga: Natuna, Sangihe Talaud, dan Morotai Jadi Opsi Pulau Isolasi Penyakit Menular
Sangihe memiliki beberapa tempat wisata yang indah yang sebagai besar adalah pantai dengan pasir putih menawan.
Seperti Pulau Mandaku, Boluevard Tahuna, Pantai Embuhanga, Bukide Batu, Pantai Pananuareng, dan Pantai Malahi.
Selain pantai ada juga Puncak Pusunge, Puncak Lose, air terjuna Sura Kakewang, air terjun Kadadima, Bowong Banua, dan Gunung Awu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.