Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Kolaka Timur, Aktivitas Sekolah Diliburkan Mulai Besok, sampai Kapan?

Kompas.com, 29 Januari 2025, 21:13 WIB
Kiki Andi Pati,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com – Bupati Kolaka Timur, Abd Azis, memutuskan untuk meliburkan aktivitas belajar di sekolah-sekolah mulai besok, Kamis (30/1/2025).

Hal ini sebagai respons terhadap serangkaian gempa yang mengguncang wilayah tersebut.

Keputusan ini diambil untuk mengantisipasi potensi bahaya yang dapat mengancam keselamatan siswa.

Baca juga: Gempa Megathrust Tinggal Menunggu Waktu, Bagaimana Mitigasinya?

Azis menyampaikan bahwa seluruh kegiatan belajar mengajar di semua jenjang pendidikan akan dihentikan sementara hingga dilakukan evaluasi lebih lanjut dan menunggu informasi resmi dari pemerintah serta pihak berwenang.

Keputusan ini dituangkan dalam Surat Edaran Bupati Kolaka Timur yang diterbitkan pada 29 Januari 2025 mengenai Imbauan Terkait Potensi Bencana Gempa Bumi.

Bupati juga mengimbau masyarakat Kolaka Timur untuk tetap tenang dan waspada.

Baca juga: Daftar Zona Megathrust di Indonesia, Apakah Selalu Berpotensi Tsunami?


Baca juga: Analisis dan Jenis Gempa Bumi di Parigi Moutong Sulteng

Masyarakat diminta selalu siapa siaga

Ilustrasi sesar Utama di Lengan Tenggara Sulawesi (Surono, 2010). Salah satu sesar aktif di Sultra adalah Sesar Kolaka.sinole-ppid.kolakakab.go.id Ilustrasi sesar Utama di Lengan Tenggara Sulawesi (Surono, 2010). Salah satu sesar aktif di Sultra adalah Sesar Kolaka.

Meskipun gempa yang terjadi tidak menimbulkan korban jiwa atau kerusakan signifikan, pihaknya mengingatkan agar masyarakat selalu siap siaga dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan pihak berwenang.

Bupati juga mengingatkan seluruh perangkat daerah khususnya Camat, Kepala Desa, dan Lurah untuk berkoordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Kecamatan, Desa dan Kelurahan dengan terus memantau perkembangan informasi terkait gempa bumi, serta segera menyampaikan informasi terbaru kepada masyarakat.

"Pastikan semua warga di wilayah masing-masing mendapatkan informasi dengan baik dan tidak panik. Koordinasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk mengurangi dampak yang akan terjadi," tulisnya dalam surat edaran.

Baca juga: Warga Gorontalo Berhamburan Keluar Rumah akibat Gempa Magnitudo 6,1 di Parigi Moutong

Lebih lanjut, Azis mengajak masyarakat untuk saling menjaga dan memperkuat solidaritas.

"Semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa melindungi kita semua dari musibah. Tetap waspada, tetap tenang, dan selalu jaga kesehatan," lanjutnya.

Bupati juga mendorong masyarakat untuk mempersiapkan kotak P3K dan kebutuhan darurat lainnya, seperti senter, air minum, dan makanan tahan lama yang mudah diakses dalam situasi darurat.

Ia menekankan pentingnya untuk tetap tenang, tidak panik, dan menjaga keamanan diri serta keluarga.

Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Gempa di Gedung Tinggi, Apa Saja?

Diberitakan sebelumnya, gempa bumi tektonik di Kabupaten Kolaka Timur telah terjadi selama lima hari berturut-turut hingga Rabu (29/1/2025), dengan kurang lebih 150 kali gempa susulan tercatat.

Serangkaian gempa yang disebabkan oleh Sesar Kolaka ini mengakibatkan 34 rumah warga rusak berat dan ringan, serta sejumlah fasilitas umum dan rumah ibadah mengalami retak di bagian dinding.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau