Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mutasi Polri, Kapolrestabes Makassar Kini Dijabat Mantan Sespri SBY

Kompas.com, 31 Desember 2024, 05:45 WIB
Reza Rifaldi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Polri kembali melakukan rotasi besar-besaran di penghujung tahun 2024. Sebanyak 734 personel tingkat perwira tinggi hingga menengah mendapatkan promosi jabatan baru.

Di Sulawesi Selatan, dua perwira tinggi mendapatkan jabatan baru berdasarkan keputusan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Kepala Sekolah Polisi Negara (Ka SPN) Polda Sulsel, Kombes Pol Joko Pitoyo, akan digantikan oleh Kombes Pol Syamsu Ridwan yang sebelumnya menjabat Analis Kebijakan Madya Bidang Penmas Divisi Humas Polri. Kombes Joko Pitoyo selanjutnya dimutasi sebagai Kepala SPN Polda Jawa Tengah.

Baca juga: Mutasi Polri, Berikut Rekam Jejak Pengganti Irwan Anwar sebagai Kapolrestabes Semarang, Lulusan Akpol 1997

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Mokhamad Ngajib, juga mendapatkan promosi jabatan sebagai Direktur Samapta Korsabhara Baharkam Polri dan kenaikan pangkat menjadi Brigjen. Posisinya akan digantikan oleh Kombes Arya Perdana, yang sebelumnya menjabat Kapolres Metro Depok.

"Benar, tadi malam sudah keluar TR (Telegram Rahasia) mutasi Kapolrestabes Makassar. Beliau mendapat promosi jabatan sebagai Dirsamapta Korsabhara Baharkam Polri," ujar Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Wahiddudin, Senin (30/12/2024).

Profil Kombes Pol Arya Perdana

Kombes Arya Perdana kini resmi menjabat Kapolrestabes Makassar. Surat keputusan ini tercantum dalam telegram bernomor ST 2775-2778/XII/Kep.2024.

Pria kelahiran 8 Maret 1976 ini merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1998. Mengawali karier sebagai Pamapta B Polres Metro Jakarta Pusat, ia kemudian mendalami bidang reserse.

Arya pernah menjabat sebagai Kanit Serse Polsek Metro Sawah Besar dan anggota Satgas People Smuggling di Australia sebagai penyidik, yang menunjukkan kiprahnya di tingkat internasional.

Baca juga: Daftar Mutasi Polri Terbaru di Pengujung 2024, Ada Kapolrestabes Semarang dan Dirresnarkoba Polda Metro Jaya

Setelah kembali ke Indonesia, ia menjabat Kasubdit III Ditreskrimsus Polda Sulut. Kariernya terus menanjak, termasuk menjabat Kapolres Minahasa Selatan pada 2016 dan Wakapolresta Manado pada 2018.

Pada 2020, Arya mendapat kepercayaan menjadi Sekretaris Pribadi Presiden Ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelumnya, ia juga pernah menjadi Penyidik Tindak Pidana Madya Tingkat III di Bareskrim Polri pada 2019.

Dengan pengalaman yang luas, Kombes Arya Perdana diharapkan mampu membawa perubahan positif di Makassar.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau