MAKASSAR, KOMPAS.com- Sebanyak 25 Kepala Keluarga (KK) korban kebakaran di kawasan padat penduduk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), kini mengungsi.
Ratusan korban kebakaran itu kini tinggal di kantor-kantor pemerintahan setempat dan rumah warga lainnya yang dijadikan sebagai posko pengungsian.
Baca juga: 17 Rumah Pemulung di TPA Antang Makassar Terbakar, Apa Penyebabnya?
Camat Manggala Andi Eldi Indra Malka mengatakan, pihaknya untuk saat ini tengah melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial (Dinsos) Makassar untuk keperluan seluruh pengungsi.
"Kondisi pemilik rumah, rata-rata ada yang ngekos, sewa-menyewakan, rata-rata pemulung ini yang tinggal," kata Andi Eldi dikonfirmasi Jumat (30/8/2024) siang.
Andi mengatakan, pihaknya sudah membangun posko pengungsian di sekitar lokasi dan ada juga posko bantuan dari kelurahan.
"Sekarang kita sudah koordinasi dengan BPBD untuk bantuannya turun langsung ke kita," sambungnya.
Kata Andi, dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan para pengungsi juga telah dibangun. Begitu pula bantuan bahan makanan sudah mulai masuk.
"Sudah juga kita sampaikan ke Dinsos. Dapur umum kita kasih jarak ke kantor lurah, karena kan dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA), jangan sampai tidak higenis. Sudah banyak bantuan masuk, seperti air bersih, mi instan, dan pakaian," ucapnya.
Andi menjelaskan, berdasarkan data yang dihimpun, total ada 21 rumah semi permanen yang rata dengan tanah akibat kebakaran hebat tersebut.
Kebakaran diduga dipicu korsleting listrik dari salah satu rumah.
"Total rumah yang terbakar 21, dihuni 25 KK. Penyebabnya, arus pendek listrik. Untuk korban luka, alhamdulillah tidak ada," tutupnya.
Baca juga: Mampir ke TPA Rawa Kucing, Pasangan Amarullah-Bonnie Soroti Masalah Sampah di Tangerang
Sebelumnya, puluhan rumah semi permanen di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), hangus terbakar Jumat (30/8/2024) dini hari.
Kebakaran di kawasan pemukiman padat penduduk itu terjadi sekitar pukul 00.05 Wita, saat warga sedang tidur.
Api dengan cepat menyebar lantaran rumah di lokasi terbuat dari bahan yang mudah terbakar.
Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Wahiduddin mengatakan, api muncul dari salah satu rumah warga dan langsung menyebar ke beberapa rumah di dekatnya.
"Keterangan saksi api muncul dari kawasan dekat salah satu rumah, disitu langsung cepat menyebar karena banyak bahan yang mudah terbakar," kata Wahiduddin kepada Kompas.com saat dikonfirmasi, Jumat pagi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang