Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Hanguskan 1 Rumah di Luwu, 2 Keluarga Kehilangan Tempat Tinggal

Kompas.com, 26 Juni 2024, 06:03 WIB
Amran Amir,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

LUWU, KOMPAS.com - Kebakaran menghabiskan satu rumah di jalan pendidikan Kampung Ulo-ulo, Desa Belopa, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Selasa (25/6/2024).

Kebakaran terjadi saat pemilik rumah sedang berada di luar untuk bekerja, satu unit sepeda motor ikut terbakar.

Akibat kejadian ini, lima penghuni rumah yang merupakan 2 KK kehilangan tempat tinggal.

Baca juga: Rawan Kebakaran Lahan, 3 Kabupaten di Sumsel Siaga Darurat Karhutla

Pemilik rumah, Agus (25) mengatakan dirinya mengetahui jika rumahnya terbakar setelah ditelpon tetangga, namun saat tiba di rumahnya dirinya hanya melihat arang bekas rumah.

“Saya keluar kerja, saat sementara kerja, saya ditelpon tetangga bahwa rumah saya terbakar makanya saya cepat bergegas pulang. Tapi yang saya dapat tinggal puing-puingnya berupa arang,” kata Agus saat dikonfirmasi, Selasa (25/6/2024) sore.

Agus mengatakan dalam rumah tersebut ditinggali oleh 5 orang. Rumah tersebut kosong karena para penghubi berangkat bekerja dari pagi.

“Kondisi rumah kosong karena kami semua keluar mencari nafkah, ada yang mengikat rumput laut dan istri saya membantu usaha jual makanan, kami tidak tahu cobaan apalagi ini,” ucap Agus.

“Kami tidak tahu lagi kami mau menginap di mana, semuanya sudah habis. Peralatan tidur, peralatan dapur dan sepeda motor semuanya habis,” tambah Agus.

Kepala Desa Belopa, Mulyadi Mawi mengatakan untuk penanganan korban pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD), Dinas Sosial dan Dinas Perumahan dan Pemukiman Luwu.

“Insha Allah untuk sementara waktu korban diungsikan ke rumah tetangga, kami juga sudah berkoordinasi dengan semua pihak semoga korban segera mendapat bantuan dan penanganan,” ujar Mulyadi.

Menurut Mulyadi, rumah yang terbakar tersebut dihuni oleh 2 kepala keluarga (KK) terdiri dari 5 orang dalam rumah tersebut.

“Memang selama ini kondisi kehidupan keluarga yang terbakar rumahnya ini sesuai data kami dalam kategori miskin, sehari-hari pak Agus bekerja sebagai tukang batu, dan istrinya ibu Widayanti membantu salah seorang dalam penjualan makanan, sementara mertuanya bernama Norma yang sudah lansia ikut membantu keluarga mengikat rumput laut dan yang 2 orang masih anak-anak,” tutur Mulyadi.

Baca juga: Pengelola Revo Mall dan Polisi Akan Investigasi Penyebab Kebakaran yang Hanguskan 4 Lantai

Lanjut Mulyadi, rumah yang terbuat dari bahan mudah terbakar seperti kayu dan plastik membuat api dengan mudah menghanguskan rumah.

“Selain itu tiupan angin mempercepat api membesar dan di lokasi rumah warga tersebut berada pada gang atau lorong sempit yang membuat proses pemadaman sulit menjangkau ke dalam,” imbuh Mulyadi.

Mulyadi menuturkan satu unit pemadam kebakaran yang turun dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Luwu berhasil memadamkan api.

“Penyebab kebakaran diduga akibat hubungan pendek listrik, meski satu rumah habis terbakar namun berkat adanya pemadam kebakaran 2 unit rumah terselamatkan, api tidak menyebar ke rumah warga lainnya karena sudah nyaris terbakar, dindingnya sudah menghitam,” jelas Mulyadi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Bupati Luwu Timur Umrah di Tengah Larangan Kepala Daerah Lakukan Perjalanan ke Luar Negeri
Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau