MAKASSAR,KOMPAS.com - Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), akan memanggil dan memeriksa orangtua pelaku perundungan atau bullying terhadap seorang siswa SMP difabel.
"Untuk orangtua pelaku (perundungan) mungkin dijadwalkan (diperiksa, Rabu 19/6/2024) besok," ucap Kepala Unit (Kanit) PPA Iptu Hartawan, kepada Kompas.com, Selasa (18/6/2024).
Sementara untuk pihak sekolah, kata Hartawan, telah menjalani diperiksaan di Mapolrestabes Makassar beberapa hari lalu.
Baca juga: Siswa SMP Difabel Korban Bully di Makassar Trauma Berat, Tak Mau Masuk Sekolah
"Untuk pemeriksaan saksi sementara baru dari pihak sekolah, kepsek dan wali kelas (yang diperiksa) kalau tidak salah. Diperiksa kemarin dulu," ujarnya.
Selain itu, Hartawan mengaku bakal melakukan pendampingan psikologis untuk korban perundungan tersebut.
"Besok kirim surat ke Balai Pemasyarakatan (Bapas) dan UPT PPA untuk pendampingan psikologinya," tandas dia.
Keluarga korban pun telah melapor kasus ini ke polisi. Hal itu diketahui berdasarkan surat tanda bukti laporan pihak keluarga korban atas nama Hawia ke Polrestabes Makassar.
Adapun nomor laporan polisinya yakni: 1091/VI/2024/POLDA SULSEL/Restabes Mks, tanggal 13 Juni 2024.
Sebelumnya diberitakan,seorang siswa SMP difabel berinisial MH (14) yang mengalami perundungan atau aksi bullying di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Korban diketahui mengalami trauma berat.
Sepupu korban, Herman (40) mengatakan, akibat trauma, MH kini sudah tak mau lagi masuk sekolah. Pihak keluarga telah berinisiatif untuk mencarikan sekolah baru tapi korban menolak karena takut di-bully.
"Saya mau pindahkan ke sekolah lain dia (korban) bertanya apakah tidak ada lagi anak yang nakal kalau di sekolah baru. Sudah tidak mau sekali sekolah karena takut kasihan, " ucap Herman kepada Kompas.com, Sabtu (15/6/2024).
Herman menceritakan, adik sepupunya itu sering mengalami kekerasan fisik.
"Mulai masuk sekolah sampai sekarang sering dipajaki (dipalak), kalau tidak dikasi uang dihantam (dipukul)," bebernya.
Dia juga mengaku, telah bertemu dengan pihak keluarga para pelaku dan dimediasi oleh Kadis Pendidikan Kota Makassar, Muhyiddin, Jumat (14/6/2024) kemarin.
Dalam pertumuan itu, Kadisdik Makassar, kata Herman, hadir untuk mendamaikan korban dan pelaku.