Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Calon Jemaah Haji Asal Maluku Ditunda Keberangkatannya ke Tanah Suci, Salah Satunya Stroke

Kompas.com, 22 Mei 2024, 05:53 WIB
Darsil Yahya M.,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Dua Calon Jemaah Haji (CJH) kloter 13 Embarkasi Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) asal Maluku Utara tertunda keberangkatanya ke Tanah Suci akibat sakit.

Kabid Penyelanggara Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Sulsel, Ikbal Ismail mengatakan, kedua jemaah yakni Nurhaya Hasim Sidik (78) dan Wa Hamida Ode Larijaya (75).

Baca juga: Calon Jemaah Haji Asal Jember Ketahuan Bawa Rice Cooker dan Rokok Berlebih

"Jadi keduanya itu keberangkatannya ditunda dan apabila memungkinkan kesehatannya dan sudah pulih kembali akan kita berangkatkan di kloter berikutnya," kata Ikbal kepada awak media di Asrama Haji Sudiang Makassar, Selasa (21/5/2024).

Dia mengungkapkan, jemaah haji atas nama Nurhaya Hasim Sidik mengalami stroke ringan usai sholat Subuh di Asrama Haji Sudiang Makassar. Sehingga harus dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Tajuddin Chalid Makassar.

"Ada satu stroke dan sudah dibawa ke rumah sakit. Jika sembuh, akan langsung diberangkatkan di kloter selanjutnya," kata Ikbal.

Sementara, kata Ikbal, jemaah atas nama Wa Hamida Ode Larijaya dirawat di Rumah Sakit di Kabupaten Halmahera, Maluku Utara.

Namun Ikbal mengaku belum mendapatkan informasi dari Kemenag Maluku Utara mengenai penyakit yang dialami Wa Hamidah.

Kendati demikian, Ikbal mengatakan, kuota jemaah tersebut belum ada penggantinya karena tidak punya cukup waktu mencari jemaah pengganti.

"Untuk pergantiannya agak rumit karena waktunya sangat mepet. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari agar bisa mengisi seat yang kosong. Tapi tidak sempat lagi mempersiapkan diri mengikuti kloter 13 ini," tandasnya.

Adapun total jumlah jemaah kloter 13 sebanyak 450 orang, namun karena ada dua yang sakit sehingga hanya 448 jemaah yang berangkat ke Arab Saudi.

Baca juga: Sempat Alami Keterlambatan di 5 Hari Pertama, Penerbangan Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Mulai Lancar

Sebelumnya diberitakan, Satu jemaah haji kelompok terbang (kloter) 11 Embarkasi Makassar asal Maluku Utara terpaksa ditunda keberangkatannya ke Madinah karena sakit.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Maluku Utara, Amar Manaf.

Amar mengatakan, jemaah yang mengalami penundaan keberangkatan itu berasal dari Kabupaten Halmahera Utara. Namun Amar tidak membeberkan identitas dan penyakit yang dialami jemaah tersebut.

"Ada salah satu jemaah kami di kloter 11 asal Halmahera Utara saat ini masih terbaring di rumah sakit," ucapnya kepada awak media di Aula Mina, Asrama Haji Sudiang, Kota Makassar, Senin (20/5/2024).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau