MAKASSAR, KOMPAS.com - Bakal calon presiden Anies Baswedan menyinggung masalah urbanisasi saat memberikan sambutan dalam acara rakernas XVI APEKSI 2023 di Makassar Sulawesi Selatan, Kamis (13/7/2023).
Anies mengatakan, lebih banyak masyarakat memilih untuk merantau ke kota besar seperti Jakarta, dibandingkan tinggal desa.
"Indonesia adalah sebuah negara yang dikenal agraris dan maritim, tapi sejak 2009 lebih banyak penduduk tinggal di kota daripada di desa. Jadi kalau sampai dengan sekarang 14 tahun kemudian, proporsi penduduk tinggal di kota lebih banyak dari pada di desa," kata Anies, Kamis.
Anies menilai, untuk meratakan penyebaran penduduk, urbanisasi adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari.
"Urbanisasi itu oke, baik-baik saja, yang tidak baik itu Jakartanisasi, ke Jakarta semua, thats not good. Tapi, kalau urbanisasi oke, itu normal dan terjadi di seluruh dunia," ujar dia.
Anies menyinggung pernyataan Ketua Apeksi bahwa di 2045, 70 persen penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan. Hal ini menurutnya harus diantisipasi mulai dari sekarang dengan perencanaan yang matang.
Tujuannya agar problematika yang terjadi seperti di Jakarta tidak terulang di kota-kota besar lainnya mendatang.
"Sekarang 57 (persen penduduk tinggal di kota), bila kita biarkan tanpa perencanaan yang serius secara kolektif, nanti kita mengulangi maslah yang ada di Jakarta," ujar dia.
Anies juga menyinggung soal kontribusi pada ekonomi dari penambahan penduduk di perkotaan Indonesia.
Menurutnya, kota-kota yang ada belum produktif secara ekonomi.
"Di perkotaan ini, kontribusi dari penambahan penududuk perkotaan itu setiap 1 persen penambahan PDB perkapita nasional meningkatnya 1,4 persen. Sementara di negara-negara asia lainnya, tambah 1 persen penduduk urban, itu meningkat PDB sampai 3 persen. Artinya kota-kota kita belum jadi yang produktif secara ekonomi," ujar dia.