Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Miskin Ekstrem di Palopo, Berpenghasilan Rp 35.000 Per Hari untuk Hidupi Anak Cucu

Kompas.com - 09/02/2023, 10:46 WIB
Amran Amir,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

PALOPO, KOMPAS.com - Satu keluarga di Kelurahan Ponjalae, Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, hidup dalam keterbatasan dan memprihatinkan. Keluarga ini termasuk warga miskin ekstrem.

Arina (44), hidup serba terbatas sejak suaminya meninggal dunia beberapa tahun lalu. Kehidupannya semakin merosot. Arina, anak serta cucunya, tinggal bersama dalam satu rumah panggung di area pasang surut air laut.

Kondisi rumahnya pun kian hari kian terancam roboh. Kayu rumahnya yang sudah tua dan lapuk, juga dimakan rayap. Sehingga tiang, dinding dan atap rumah semuanya terancam roboh. Di dalam rumah pun kondisinya tak teratur karena ruangannya yang sempit.

Atap rumahnya yang sebagian terbuat dari daun rumbia, kini bocor. Jika hujan, mereka terpaksa harus mencari bagian rumah yang tak terkena air hujan.

“Kalau hujan yah apa boleh buat tetap saja dalam rumah kehujanan. Kadang cari tempat dalam rumah yang tidak kena hujan biar bisa tidur kalau hujan di waktu malam,” kata Arina, saat dikonfirmasi, Rabu (8/2/2023) di lokasi.

Arina yang tergolong warga miskin ekstrem harus menghidupi anak dan cucunya dengan bekerja sebagai buruh pengikat bibit rumput laut. 

“Satu hari bisa dapat 5 utas tali bentangan dengan upah setiap tali bentangan sebesar Rp 7000. Jadi dalam sehari bisa dapat Rp 35.000 itu pun jika lancar,” ucap Arina.

Di sisi lain  Arina harus menyekolahkan anak dan cucunya. Namun kondisi tersebut sulit dilakukan mengingat penghasilannya yang terbatas.

Beruntung lurah setempat menanggung biaya anak dan cucunya yang masih sekolah di sekolah dasar (SD).

“Ada 1 anak saya yang masih sekolah di SD kelas 5. Selain itu cucu saya 2 orang juga masih sekolah di SD. Mereka sempat putus sekolah karena tak ada biaya. Beruntung anak saya sempat dibiayai oleh ibu lurah kami disini di Ponjalae,” ujar Arina.

Lurah Ponjalae Gerhani Djafar mengatakan, warganya yang tergolong miskin dibantu melalui donasi untuk meringankan beban hidupnya.

“Saya melihat dia bisa untuk dibantu lewat donasi untuk membiayai sekolah anak dan cucunya, mengingat kondisi kehidupan mereka sangat terpuruk,” tutur Gerhani.  

Camat Wara Timur Ruslan mengungkapkan, kondisi Arini yang memang serba terbatas. Apalagi anak dan cucunya tinggal satu rumah bersama Arini.

“Memang kondisi ibu ini karena menyandang status janda. Jadi tentu keterbatasan soal penghasilan, kemudian anaknya tinggal bersama. Dalam satu rumah ada 8 orang semua. Sementara mata pencaharianya adalah buruh pengikat rumput laut. Sehingga penghasilannya sekitar Rp 30.000 dalam sehari. Sehingga untuk biaya hidup dalam satu rumah tangga yah tidak cukup memadai apalagi untuk memperbaiki rumah," paparnya. 

Dia mengatakan pihak pemerintah kecamatan berusaha untuk membantu warga yang masuk kategori miskin ekstrem.

"Kami akan berusaha untuk membantu warga di sini,” jelas Ruslan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Warga, Detik-detik Remaja di Makassar Tewas Ditembak Oknum TNI AL

Cerita Warga, Detik-detik Remaja di Makassar Tewas Ditembak Oknum TNI AL

Makassar
Begini Sosok Anggota TNI AL yang Tembak 2 Remaja di Mata Tetangga

Begini Sosok Anggota TNI AL yang Tembak 2 Remaja di Mata Tetangga

Makassar
Gempa M 4,5 Guncang Gorontalo, Akibat Deformasi Batuan Lempeng Laut Sulawesi

Gempa M 4,5 Guncang Gorontalo, Akibat Deformasi Batuan Lempeng Laut Sulawesi

Makassar
Eks Kepala Desa di Mamuju Ditangkap Usai Korupsi Dana Desa

Eks Kepala Desa di Mamuju Ditangkap Usai Korupsi Dana Desa

Makassar
Update Kasus Keracunan Massal Balita di Majene, Ini Hasil Lab BPOM

Update Kasus Keracunan Massal Balita di Majene, Ini Hasil Lab BPOM

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Olly Dondokambey Beri Sinyal Wagub Steven Kandouw Jadi Cagub Sulut 2024

Olly Dondokambey Beri Sinyal Wagub Steven Kandouw Jadi Cagub Sulut 2024

Makassar
Tangis Haru Para Pengungsi di Luwu Saat Dievakuasi ke Posko Induk

Tangis Haru Para Pengungsi di Luwu Saat Dievakuasi ke Posko Induk

Makassar
Cerita Kakak Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar, Adiknya Sudah Dibidik

Cerita Kakak Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar, Adiknya Sudah Dibidik

Makassar
Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar Telah Jalani Operasi Pengangkatan Proyektil Peluru

Korban Penembakan Oknum TNI AL di Makassar Telah Jalani Operasi Pengangkatan Proyektil Peluru

Makassar
Polisi di Mamuju Ditangkap Usai Diduga Mengedarkan Narkoba

Polisi di Mamuju Ditangkap Usai Diduga Mengedarkan Narkoba

Makassar
Warga Terdampak Longsor Latimojong Luwu Akan Direlokasi

Warga Terdampak Longsor Latimojong Luwu Akan Direlokasi

Makassar
Banjir dan Longsor Luwu, BNPB Fokus Penanganan Jembatan Putus agar Akses Warga Normal

Banjir dan Longsor Luwu, BNPB Fokus Penanganan Jembatan Putus agar Akses Warga Normal

Makassar
Fakta Kasus 42 Balita di Majene Diduga Keracunan Bubur, Kronologi dan Kondisi Pasien

Fakta Kasus 42 Balita di Majene Diduga Keracunan Bubur, Kronologi dan Kondisi Pasien

Makassar
1.245 Calon Jemaah Haji Asal Makassar Berangkat ke Tanah Suci, Kloter Pertama Terbang Minggu

1.245 Calon Jemaah Haji Asal Makassar Berangkat ke Tanah Suci, Kloter Pertama Terbang Minggu

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com