Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patung Yesus Buntu Burake di Tana Toraja, Patung Yesus Tertinggi di Dunia

Kompas.com, 25 Desember 2022, 07:10 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Obyek wisata religi Patung Yesus Buntu Burake menjadi salah satu tempat yang tidak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Lokasi Patung Yesus Buntu Burake ini berada di wilayah Kelurahan Buntu Burake, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca juga: Patung Yesus Memberkati di Manado, Peninggalan Ikonik Raja Properti Ciputra

Dari kejauhan Patung Yesus Buntu Burake memang bisa terlihat dengan jelas dan megah.

Tangannya yang besar dan wajahnya yang teduh tampak seperti tengah memberkati Tana Toraja.

Baca juga: 7 Patung Yesus Tertinggi di Dunia, Ada yang dari Indonesia

Patung ini begitu istimewa karena dibangun di ketinggian 40 meter di Bukit Buntu Burake, sebuah bukit karst yang menghadap Kota Makale.

Tak heran jika ketika mengunjungi tempat ini wisatawan akan dimanjakan dengan pemandangan indah Kota Makale serta deretan perbukitan di sekitarnya.

Baca juga: Brasil Bangun Patung Yesus Baru, Lebih Tinggi dari Patung di Rio de Janeiro

Hal ini juga membuat Patung Yesus Buntu Burake kerap dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai latar belakang agama yang ingin menikmati panorama Kota Makale.

Disebut Sebagai Patung Yesus Tertinggi di Dunia

Patung Yesus Buntu Burake beserta undakannya ini memiliki ketinggian sekitar 45 disebut-sebut sebagai patung Yesus tertinggi di dunia.

Hal ini pernah diungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno pun sempat mengunjungi tempat ini pada 2021.

"Ini adalah salah satu ikon di Tana Toraja yang merupakan patung tertinggi di dunia, dibandingkan dengan patung serupa yang ada di Rio de Janeiro,” kata Sandiaga dalam rilis Kemenparekraf, Kamis (25/11/2021), seperti dikutip dari TribunTravel.com.

“Baik dari segi tinggi ukuran patung, maupun keberadaannya dari atas permukaan laut. Ini yang perlu kita sambut karena ini sudah membawa Toraja mendunia," lanjut Sandiaga.

Seperti diketahui, patung Christ the Redeemer di Brazil hanya memiliki ketinggian 30 meter, atau 38 meter apabila diukur dengan tumpuannya.

"Sekarang tugas saya adalah membawa dunia ke Toraja karena jika kita sudah labeli ini sebagai yang tertinggi di dunia, berarti ini adalah destinasi yang sangat layak dikunjungi wisatawan mancanegara," kata Sandiaga dalam keterangan resminya pada Senin (22/11/2021), seperti dikutip dari InfoPublik.id.

Patung Yesus Buntu Burake, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, pada Selasa (17/8/2021). TRIBUN-TIMUR.COM/TOMMY PASERU Patung Yesus Buntu Burake, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, pada Selasa (17/8/2021).

Sejarah Patung Yesus Buntu Burake

Patung Yesus Buntu Burake dibangun pada tahun 2013, dan proses pembangunannya memakan waktu dua tahun hingga selesai pada 2015.

Dilansir dari laman tanatorajakab.go.id, hal ini berawal daari Sayembara dengan Tema Desain Pembangunan Patung Yesus Memberkati pada tahun 2013.

Halaman:


Terkini Lainnya
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau