Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Isu Ada Manusia Kanibal di Luwu Timur, Polisi Pastikan Hoaks

Kompas.com, 14 Oktober 2025, 22:04 WIB
Amran Amir,
Krisiandi

Tim Redaksi

LUWU TIMUR, KOMPAS.com – Beberapa hari terakhir, masyarakat di Luwu Timur, Sulawesi Selatan, dihebohkan kabar mengenai adanya “manusia kanibal” yang diduga mencari korban anak-anak.

Isu ini menyebar luas melalui pesan berantai di WhatsApp dan unggahan di media sosial, terutama Facebook, yang menimbulkan keresahan di kalangan warga.

Unggahan yang beredar menampilkan foto tujuh orang yang diklaim sebagai pelaku kanibalisme, disertai narasi menakutkan tanpa sumber yang jelas.

Baca juga: Anggaran Kecamatan Wasuponda Rp 1,4 Miliar Tanpa SPJ, Polres Luwu Timur Naikkan Kasus ke Penyidikan

Menanggapi isu tersebut, Kepolisian Resor (Polres) Luwu Timur dengan tegas membantah kebenaran informasi ini.

Polisi memastikan bahwa kabar tersebut adalah berita bohong (hoaks).

“Dari hasil penelusuran kami, dipastikan bahwa kabar tersebut adalah hoaks. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai dan tidak resah menanggapi informasi yang tidak jelas asal-usulnya,” kata Kasubsi Humas Polres Luwu Timur, Bripka Andi Muh.

Taufik, saat dikonfirmasi pada Selasa (14/10/2025) malam.

“Hingga saat ini tidak ditemukan adanya laporan atau kejadian yang berkaitan dengan dugaan kanibalisme seperti yang beredar di media sosial,” tambahnya.

Baca juga: Polisi Selidiki Penyebab Kebakaran yang Hanguskan 48 Rumah di Luwu Timur

Untuk timbulkan kepanikan

Menurut Taufik, informasi tersebut sengaja disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menimbulkan kepanikan.

“Tidak ada kejadian seperti yang diberitakan. Kami minta masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang menyesatkan,” ucapnya.

Polres Luwu Timur juga mengingatkan masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial, terutama dalam membagikan informasi yang belum terverifikasi.

“Kami mengimbau agar masyarakat selalu melakukan verifikasi sebelum menyebarkan informasi apa pun. Bila menemukan kabar mencurigakan, segera laporkan kepada pihak berwajib,” ujarnya.

Baca juga: Bus Tertimpa Pohon Tumbang di Luwu Timur, Sopir Masih Terjepit di Dalam Kendaraan

Pihak kepolisian menegaskan komitmennya untuk terus memantau dan menindak penyebar hoaks yang meresahkan masyarakat, terutama di platform media sosial.

“Kami tidak akan tinggal diam terhadap akun atau pihak yang dengan sengaja menyebarkan hoaks dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Jika ditemukan bukti yang cukup, kami akan melakukan langkah hukum sesuai ketentuan yang berlaku,” tegas Taufik.

Polres Luwu Timur pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama memerangi penyebaran informasi palsu dengan meningkatkan literasi digital dan menjaga keamanan ruang publik di media sosial.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Modus Penyelundupan Obat-obatan Daftar G Asal Surabaya ke Makassar
Makassar
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
2.486 Pekerja Menganggur, PHK di Sulsel Nomor 6 Se-Indonesia: Industri Nikel Lesu?
Makassar
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Kejati Sulsel Selamatkan Kerugian Negara Rp 36,6 Miliar dari Kasus Korupsi Sepanjang 2025
Makassar
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Menhan Sjafrie Ungkap 80 Persen Timah Indonesia Dibawa ke Luar Negeri Tanpa Pajak
Makassar
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Culik Dan Cabuli Bocah 10 Tahun, Residivis Di Gowa Ditembak Polisi
Makassar
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Menhan Sjafrie Soroti Bencana Sumatera-Aceh: Hutan Lindung Tak Dijaga, Perlu Militer Kuat
Makassar
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Skandal Perselingkuhan Pejabat DPRD di Sulsel Mencuat dari Video Mantan Suami, PKB dan BK Bergerak
Makassar
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Realisasi Investasi Makassar Triwulan III 2025 Capai Rp 4 Triliun
Makassar
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Inggris Bantu Makassar Rancang Stadion hingga Integrasi Transportasi
Makassar
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Sengketa Lahan 16 Hektar di Makassar Memanas, PT Hadji Kalla Siapkan Laporan Pemalsuan Dokumen
Makassar
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
GMTD Gugat PT Hadji Kalla Imbas Konflik Lahan, Sidang Perdana Dijadwalkan 9 Desember
Makassar
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Viral Pria di Gowa Diseret Rombongan Pemotor, Diduga Pelaku Pemerkosaan
Makassar
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Sekda Sulsel Ingatkan Kepala Sekolah: Jika Tak Mampu Jadi Manajer Talenta Global, Kembali Jadi Guru
Makassar
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
2 Nelayan Tersambar Petir di Perairan Makassar, Satu Tewas, Satu Kritis
Makassar
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Polemik PBNU, Cak Imin: Kelakuan PBNU Kecewakan Masyarakat NU
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau