MAKASSAR, KOMPAS.com - Pihak keluarga Rusdamdiansyah atau Dandi merasa sangat kehilangan atas kematian pria berusia 26 tahun tersebut.
Bagaimana tidak, Dandi merupakan tulang punggung keluarga.
Adik ipar Dandi, yakni Reza (25), mengungkap bahwa sosok Dandi dikenal sebagai pekerja keras dan bahkan tidak pernah mengeluh walaupun terlihat lelah mencari nafkah.
"Saudara kami itu sosok yang sangat pekerja keras, dan mungkin tidak pernah saya dengar mengeluh. Dia penyayang keluarga, salah satu juga sebagai tulang punggung keluarga," kata Reza kepada wartawan di kediaman Dandi, Senin (1/9/2025).
Baca juga: Helikopter dengan 8 Penumpang Dilaporkan Hilang Kontak di Tanah Bumbu Kalsel
Reza bercerita, kabar kematian Dandi pertama kali diketahui oleh keluarga melalui orang tidak dikenal.
Orang tersebut menghubungi keluarga menggunakan ponsel almarhum sendiri.
"Kan dia (Dandi) tidak keluar Grab karena demo. Makanya dia di rumah saja. Jam 17:00 Wita, sampai 17:30 Wita, Dandi baru keluar dari rumah. Kami dengar beritanya dari orang tidak dikenal yang menelpon ke kami lewat HP-nya almarhum," ucap Reza.
Pihak keluarga pun langsung menuju rumah sakit (RS) tempat Dandi dirawat usai dikroyok sejumlah massa aksi unjuk rasa.
Informasi awal keluarga, Dandi dirawat karena terlibat kecelakaan.
"Info awalnya katanya kecelakaan, tapi saya juga tetap tidak percaya, karena ini anak cuma jalan kaki keluar rumah. Pada saat ke RS, betul dia dikeroyok. Informasi yang didapat di depan UMI dan dia diteriaki sebagai intel, dia (Dandi) bahkan kuliah pun tidak pernah," ujar Reza.
Reza menyampaikan, hasil pemeriksaan medis Dandi mengalami luka parah di bagian kepala akibat hantaman benda tumpul.
"Yang paling parah pendarahan di otak. Terus tengkorak kepala retak, pecah. Rata-rata bagian kepala yang luka, makanya sudah tidak sadarkan diri," beber dia.
Untuk diketahui, Dandi seorang pengemudi ojek online (ojol), tewas usai dituduh sebagai intel dan dikeroyok massa saat unjuk rasa ricuh di depan kampus UMI Makassar, Jumat (29/8/2025).
Dandi sempat menjalani perawatan medis akibat luka yang dialaminya, namun kondisinya terus menurun hingga dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (30/8/2025).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang